Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi, Belajarlah dari Kasus Hayriantira dan Engeline!

Kompas.com - 09/08/2015, 08:08 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Laporan orang hilang tak bisa dianggap remeh. Siapa pun terlapor, baik anak-anak atau dewasa sekali pun, patutnya mendapat kesempatan sama di mata hukum. Tak sedikit kasus pembunuhan yang berawal dari laporan orang hilang.

Sebut saja dua kasus pembunuhan yang cukup menyita publik di tahun ini, kasus dugaan pembunuhan terhadap Engeline di Bali dan mantan pegawai perusahaan operator seluler Hayriantira di Garut, Jawa Barat.

Engeline awalnya dilaporkan sebagai orang hilang, namun ternyata ditemukan tak bernyawa dan dikubur di pekarangan rumah ibu angkatnya, Margriet. Begitu juga dengan Hayriantira yang awalnya dilaporkan sebagai orang hilang dan saat ini diyakini dibunuh setelah pencarian dilakukan selama sepuluh bulan.

"Masih banyak yang perlu diperbaiki dalam proses sistem pencarian orang hilang di polisi,” kata Kriminolog Universitas Indonesia Yogo Tri Hendiarto saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (8/8/2015).

Pelaporan orang hilang di kepolisian tentunya akan menjadi catatan sementara oleh kepolisian. Prioritas pencarian orang hilang juga tergantung seberapa besar kasus tersebut terpublikasi.

"Misalnya kasus Engeline, apakah sudah dipublikasi media atau belum, apakah menjadi isu nasional atau belum,” kata Yogo.

Dalam kasus Hayriantira, sang ayah, Hadi Santoso, telah melapor sebanyak dua kali ke polisi. Laporan pertama pada 2014 lalu, dan terakhir pada April 2015. Laporan terakhir tersebut yang kemudian ditelusuri setelah mendapatkan bukti kuat mengenai dugaan pelaku, yakni teman dekat Hayriantira, Andi Wahyudi.

Yogo menambahkan, pencatatan di kepolisian belum saling terkait satu sama lain secara nasional. Sehingga, ada kesulitan dalam memproses laporan-laporan yang sudah diberikan kepada kepolisian, terutama laporan orang hilang.

"Harusnya jika saya lapor hilang di Jakarta, laporan saya bisa sampai hingga ke Garut. Ada bukti yang menguatkan dengan ciri-ciri orang hilang tadi. Dengan foto, dicocokan dari sudah ada. Saya menduga catatan tersebut masih manual,” jelas Yogo.

Di Amerika Serikat, kata Yogo, pencatatan orang hilang cukup rapi. Sehingga, laporan bisa dicocokan satu sama lain meskipun berbeda daerah.

"Kemarin kan (Kasus Hayriantira) gara-gara ibunya mencari ke rumah pacarnya, ketemu mobilnya. itu kan ibunya bisa melakukan intervensi bahwa pelakunya adalah pacarnya. Bukan dari sistem polisi yang menemukan itu, ibu melapor kemudian ditemukan,” kata Yogo.

Orang dekat

Mencari orang hilang bukan perkara mudah. Namun, tak berarti kesulitan tersebut membuat kasus orang hilang menguap begitu saja. Orang-orang terdekat korban patut dicurigai. Kedua kasus di atas membuktikan bahwa orang yang diduga terlibat adalah sosok dekat.

Pada kasus Engeline, ibu angkatnya, Margriet Megawe, diyakini terlibat. Sedangkan Hayriantira dibunuh oleh teman dekatnya sejak SMP, Andi Wahyudi.

Yogo menambahkan, pelaku umumnya melakukan interaksi terakhir dan dekat terkait kasus pembunuhan atau pun orang hilang. "Jadi ada hubungan inetraksinya antara korban dan pelaku. Jadi kalau orang-orang hilang, maka orang terdekat dahulu harus dicari. Misal kasus Engeline, dan Garut ini, bahwa korban memiliki interaksi terakhir dengan pelaku,” kata Yogo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kuasa Hukum Bantah Pegi Pakai Nama Samaran “Robi’ dan “Perong”

Kuasa Hukum Bantah Pegi Pakai Nama Samaran “Robi’ dan “Perong”

Megapolitan
Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton 'Baku Hantam Championship'

Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton "Baku Hantam Championship"

Megapolitan
Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com