Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Inspektorat DKI: Saya Juga Pernah Diberi Gratifikasi dalam Bentuk Barang

Kompas.com - 14/08/2015, 14:34 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Inspektorat DKI Lasro Marbun mengaku telah menerima laporan adanya gratifikasi dalam bentuk uang di dua SKPD, yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Daerah DKI. Bahkan, dia sendiri mengaku pernah diberikan gratifikasi dalam bentuk barang.

"Kemarin Inspektorat DKI Jakarta memulai pelaporan soal gratifikasi ini ke KPK karena sebelumnya Kepala Bappeda katanya menerima, terus Kepala Dinas Pariwisata juga menerima, dilaporkan juga gratifikasi itu pada akhirnya. Saya juga pernah diberi, tetapi dalam bentuk barang, parsel-parsel gitu," ujar Lasro di Balai Kota DKI, Jumat (14/8/2015).

Lasro mengatakan, berdasarkan petunjuk teknis yang ada, sesuatu yang didapat oleh pejabat DKI harus diputuskan terlebih dahulu apakah termasuk bentuk gratifikasi atau tidak.

Hal tersebut, kata Lasro, ditentukan oleh Inspektorat DKI dan juga Komisi Pemberantasan Korupsi. Lasro mengatakan, untuk gratifikasi berbentuk uang, SKPD bisa langsung melapor ke Inspektorat.

Kemudian, Inspektorat akan memandu untuk membuat laporan ke KPK. Akan tetapi, jika gratifikasi yang diterima dalam bentuk barang, maka akan dianalisis oleh Inspektorat terlebih dahulu mengenai harga barangnya.

Kemudian, baru melapor kepada KPK. Inspektorat memiliki unit pelaporan gratifikasi yang rencananya akan diluncurkan tidak lama lagi.

Meski sudah ada sejak lama, unit ini sempat terhambat. Unit ini pun akan segera diresmikan kembali. (Baca: Ahok: Kontraktor Kasih Gratifikasi ke Kepala Bappeda Rp 50 Juta dan 100.000 Yen)

Sampai sejauh ini, baru Bappeda dan Dinas Pariwisata DKI saja yang melaporkan penerimaan gratifikasi. Sisanya, kata Lasro, dialami oleh internal Inspektorat sendiri dan sudah langsung dilaporkan.

"Kita sudah punya juknis tentang gratifikasi, selama ini memang tersendat. Tetapi, Bapak (Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama) selalu menyosialisasikan antikorupsi, antikorupsi. Salah satunya gratifikasi. Nah, gratifikasi dikelompokkan menjadi korupsi atau tidak korupsi harus dikelompokkan. Itu nanti fungsi Inspektorat dan KPK," ujar Lasro.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku, pihaknya menerima laporan adanya gratifikasi yang mengalir kepada sejumlah pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Basuki pun bakal menelusuri pihak yang memberi gratifikasi tersebut. Ahok, sapaan Basuki, menyebut salah seorang pejabat yang menerima gratifikasi adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Tuty Kusumawati.

"Kami dapat laporan masih ada setor-menyetor dan (gratifikasi) ini sudah dilaporkan ke KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), kan ada unit gratifikasinya. Ada kontraktor kasih Bu Tuty gratifikasi Rp 50 juta dan 100.000 yen. Berarti kemungkinan uang ini bukan cuma kasih ke Bu Tuty, ada juga diberikan ke yang lain," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (13/8/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Megapolitan
Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Megapolitan
Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Megapolitan
Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Megapolitan
Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film 'Lafran'

Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film "Lafran"

Megapolitan
Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Megapolitan
Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com