Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Sampai Kapan Pun, MRT Enggak Akan Ada Untungnya

Kompas.com - 21/09/2015, 12:26 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa proyek mass rapid transit (MRT) adalah proyek yang diputuskan secara politis. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, proyek itu mandek selama 26 tahun proyek karena gubernur tidak berani menjalankannya karena angka yang tak menguntungkan.

"Proyek ini mandek sampai 26 tahun, kenapa? Karena selalu dihitung untung ruginya. Sampai kapan pun ya enggak ada untungnya," ujar Jokowi dalam peresmian mesin bor bawah tanah MRT di Bundaran Senayan, Jakarta, Senin (21/9/2015).

Dia menyebutkan, seharusnya yang dipikirkan adalah benefit yang dihasilkan dari transportasi massal itu. Maka dari itu, pada 2013, Jokowi yang kala itu masih menjadi Gubernur DKI Jakarta memutuskan untuk melakukan groundbreaking proyek ini. Menurut dia, jika proyek itu terus ditunda, maka pemerintah akan menghadapi kesulitan, terutama soal pembebasan lahan. Semakin lama, harga tanah di Jakarta semakin mahal.

Pembangunan proyek MRT ini antara lain mengorbankan keberadaan Stadion Lebak Bulus, yang dijadikan depo MRT. Untuk menutup kerugian besar yang dialami MRT, Jokowi menganggap hal yang harus diperhatikan adalah subsidi bagi proyek transportasi massal berbasis rel tersebut. Salah satu jalan keluarnya adalah dengan subsidi dari pendapatan yang akan diterima pemerintah provinsi melalui penerapan electronic road pricing (ERP).

KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Presiden Joko Widodo memberikan kata sambutan dalam acara peresmian pengoperasian perdana mesin bor bawah tanah MRT di Bundaran Patung Pemuda Membangung, Senayan, Jakarta, Senin (21/9/2015).
"Ini keputusan politik, kalau dihitung untung rugi, ya rugi terus, enggak akan berubah angkanya. Maka, 10 Oktober 2013, meski ada yang demo, ya putuskan jalan. Alhamdulillah, sekarang kita bisa lihat proses pengerjaan yang sangat bagus," ucap dia.

Pengerjaan fisik MRT telah dilakukan sejak 2013. Tahap pengerjaan MRT kali ini memasuki proses pembuatan terowongan bawah tanah untuk rute fase I di koridor selatan-utara. Terowongan bawah tanah itu akan berada sepanjang dari Bundaran Senayan hingga Bundaran Hotel Indonesia.

Hari ini, Jokowi meresmikan pengoperasian mesin pengeboran atau yang tunnel boring machine (TBM) yang pertama dan dinamakan "Antareja". Penamaan itu didapat langsung dari Jokowi, yang merupakan salah satu tokoh pewayangan.

Mesin bor Antareja ini merupakan mesin yang pertama dioperasikan dari total empat mesin yang akan beroperasi dari proyek MRT. Mesin tersebut dioperasikan oleh kontraktor paket pekerjaan CP 104 dan CP 105 (Senayan-Setiabudi), yaitu SOWJ Joint Venture yang terdiri dari Shimizu, Obayashi, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi.

Mesin berteknologi earth pressure balance (EPB) pertama di Indonesia tersebut diproduksi oleh perusahaan Jepang bernama Japan Tunnel Systems Corporation (JTSC). Mesin bor memiliki diameter 6,7 meter dengan total panjang 43 meter dan bobot 323 ton. TBM akan mengebor terowongan jalur bawah tanah MRT dengan kecepatan 8 meter per hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Permukiman Pernah Terbakar pada 2020, Gang Venus Kini Lebih Terang

Permukiman Pernah Terbakar pada 2020, Gang Venus Kini Lebih Terang

Megapolitan
Jika Jadi Gubernur Jakarta Lagi, Anies: Kembalikan Semua pada Relnya

Jika Jadi Gubernur Jakarta Lagi, Anies: Kembalikan Semua pada Relnya

Megapolitan
Wali Kota Jakpus Larang Kendaraan Dinas Beroperasi jika Tak Lolos Uji Emisi

Wali Kota Jakpus Larang Kendaraan Dinas Beroperasi jika Tak Lolos Uji Emisi

Megapolitan
Wacana Duet dengan Kaesang di Pilkada 2024, Anies: Semua Orang Punya Kesempatan Setara

Wacana Duet dengan Kaesang di Pilkada 2024, Anies: Semua Orang Punya Kesempatan Setara

Megapolitan
Fotografer dan Sekuriti GBK Cekcok, Saling Provokasi dan Tantang Pukul Pipi

Fotografer dan Sekuriti GBK Cekcok, Saling Provokasi dan Tantang Pukul Pipi

Megapolitan
Sekuriti Cekcok dengan Fotografer, Pengelola GBK: Ada Salah Paham

Sekuriti Cekcok dengan Fotografer, Pengelola GBK: Ada Salah Paham

Megapolitan
Firli Bahuri Tak Ditahan Setelah 7 Bulan Tersangka, Pengamat: Seharusnya Sudah Divonis

Firli Bahuri Tak Ditahan Setelah 7 Bulan Tersangka, Pengamat: Seharusnya Sudah Divonis

Megapolitan
Anies Baswedan Mengaku Dihubungi PDI-P Soal Usulan Jadi Cagub Jakarta

Anies Baswedan Mengaku Dihubungi PDI-P Soal Usulan Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Dilaporkan ke Bawaslu soal Pelanggaran Netralitas ASN, Supian Suri Sebut Siap Disanksi

Dilaporkan ke Bawaslu soal Pelanggaran Netralitas ASN, Supian Suri Sebut Siap Disanksi

Megapolitan
Pembacok Petugas Kebersihan di Cilincing Sempat Kabur ke Kuningan Jawa Barat

Pembacok Petugas Kebersihan di Cilincing Sempat Kabur ke Kuningan Jawa Barat

Megapolitan
Puluhan Tahun Tinggal di Rumah Minim Sinar Matahari, Warga Gang Venus: Alhamdulillah Betah

Puluhan Tahun Tinggal di Rumah Minim Sinar Matahari, Warga Gang Venus: Alhamdulillah Betah

Megapolitan
Cekcok dengan Sekuriti GBK, Fotografer Ngaku Baru Datang Langsung Diteriaki

Cekcok dengan Sekuriti GBK, Fotografer Ngaku Baru Datang Langsung Diteriaki

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Bacok Petugas Kebersihan Saat Tawuran di Cilincing

Polisi Tangkap Pria yang Bacok Petugas Kebersihan Saat Tawuran di Cilincing

Megapolitan
Singgung Konflik Kampung Bayam, Anies: Pilihannya Sederhana, Terlunta atau Diberi Kunci Masuk

Singgung Konflik Kampung Bayam, Anies: Pilihannya Sederhana, Terlunta atau Diberi Kunci Masuk

Megapolitan
Pekan Depan, Polisi Periksa Pengeroyok Siswi SMP di Bekasi

Pekan Depan, Polisi Periksa Pengeroyok Siswi SMP di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com