Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekda Sebut Penggunaan APBD DKI Selama Ini "Gali Lubang Tutup Lubang"

Kompas.com - 20/10/2015, 10:17 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Daerah DKI Saefullah mengakui bahwa Pemerintah Provinsi DKI sempat meminta Badan Anggaran DPRD untuk menaikkan target pendapatan asli daerah (PAD) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2016.

Sebab, Pemerintah Provinsi DKI sempat optimistis terhadap kemampuan Jakarta dalam mencapai target pendapatan.

"Kita awalnya mengajukan dalam KUA-PPAS totalnya Rp 73 triliun dengan PAD kita itu sekitar Rp 37 triliun. Setelah terjadi dialog antara Banggar dengan kita, diragukan untuk mencapai Rp 37 triliun."

"Akhirnya diputuskan (PAD menjadi) Rp 32 triliun dengan alasan yang logis. Tapi kemudian dari kami melihat, oh ini kelihatannya bisa nih lebih dari Rp 32 triliun. Maka, dikomunikasikan melalui surat ke Banggar," ujar Saefullah ketika dihubungi, Selasa (20/10/2015).

"Tapi setelah dialog dengan Dewan, diputuskan tetap Rp 32 triliun saja. Jadi total APBD murni kita sekitar Rp 62 triliun," ujar dia.

Saefullah mengatakan, eksekutif tidak kecewa dengan keputusan Banggar DPRD yang menolak usulan menaikkan target anggaran.

Sebab, alasan yang dilontarkan Banggar memang logis, yaitu Pemprov DKI belum pernah mencapai target pendapatan yang selama ini sudah ditentukan.

Dengan demikian, target PAD untuk tahun ini dibuat lebih realistis agar mudah tercapai.

Saefullah mengatakan, penggunaan APBD pada tahun-tahun sebelumnya sempat terkendala akibat target pendapatan yang tinggi.

Untuk membiayai semua pembangunan yang dirancang, uangnya berasal dari PAD serta dana pendapatan lainnya.

Dengan menentukan target PAD yang besar, maka biaya belanja yang dirancang otomatis ikut besar, mengikuti jumlah target PAD.

Ketika target PAD tidak tercapai, artinya uang yang dimiliki Pemprov untuk membiayai kegiatan berkurang.

Program kegiatan yang sebelumnya telah dirancang jadi tidak bisa dilakukan karena tidak ada biayanya.

Ketua Fraksi Partai Nasdem Bestari Barus pernah menyebut hal ini dengan istilah "kekopongan anggaran".

"Jadi keputusan Banggar menolak menaikkan target pendapatan itu enggak apa-apa. Kalau bahasa kampungnya, kita kan model anggaran selama ini seperti gali lubang tutup lubang."

"Jadi harus diingat bersama bahwa uangnya dicari dulu. Ekspektasi kita selama ini kan uangnya udah ada nih, tapi ternyata kan belum ada," ujar Saefullah.

Saefullah juga menambahkan, dengan target PAD sebesar Rp 32 triliun, Pemprov DKI pasti bisa mencapainya.

Nantinya, jika pencapaian target serta penyerapan anggaran dalam APBD 2016 bagus, bukan tidak mungkin target PAD akan dinaikkan pada APBD-P 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Megapolitan
Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Megapolitan
Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, 'Bekingan' Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, "Bekingan" Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Megapolitan
Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com