Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Gangguan, Polda Awasi Ojek Daring

Kompas.com - 04/11/2015, 15:34 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iqbal mengatakan, keberadaan ojek dalam jaringan, seperti Go-Jek, Grabbike, dan Blu-Jek, yang berkembang amat masif menjadi salah satu prioritas pengawasan intelijen polda.

Hal itu karena ada kecenderungan terjadi gangguan kamtibmas akibat masih adanya pro dan kontra atas kehadiran layanan ojek berbasis aplikasi tersebut.

Selain itu, mulai muncul masalah di lapangan, seperti banyaknya pengojek daring yang mangkal dan bergerombol di sembarang tempat.

Banyaknya pengojek daring juga membuat persaingan di antara mereka amat ketat dan memicu konflik internal.

"Sampai saat ini masih pro dan kontra. Jadi, operasional ojek daring masuk dalam prioritas analisis intelijen kami. Setiap hari, kami akan membuat perkiraan intelijen yang terkait situasi kamtibmas," katanya, Selasa (3/11).

Menurut Iqbal, kepolisian sudah cukup banyak menangani kasus-kasus pidana yang terkait operasional ojek daring, khususnya Go-Jek, di beberapa wilayah, seperti kasus kekerasan atau pengeroyokan dan konflik di antara sesama pengojek.

Yang terakhir, kasus teror di kantor Go-Jek di Kemang, Jakarta Selatan.

Selain itu, ada isu yang beredar bahwa pengemudi Go-Jek memprotes kebijakan tarif dan honor yang didapat. Protes itu rumornya akan diikuti mogok massal pengemudi Go-Jek.

Jadi, lanjut Iqbal, keberadaan Go-Jek saat ini memang dipandang bisa memunculkan gangguan kamtibmas.

Iqbal menambahkan, keberadaan pengemudi Go-Jek yang sangat banyak dan bergerombol di satu titik juga berpotensi menjadi gangguan ketertiban dan kelancaran arus lalu lintas.

Yang kerap terjadi adalah mereka bergerombol di trotoar.

"Semua orang tahu, trotoar itu adalah tempat pejalan kaki, bukan tempat ojek mangkal," kata Iqbal.

Iqbal juga menyesalkan munculnya solidaritas sesama pengemudi yang dinilai tidak tepat.

Salah satunya adalah bergerombol mendatangi sesama pengemudi yang mendapat kecelakaan lalu lintas atau berkonflik dengan pengojek lain.

"Dari yang semula niatnya baik, malah jadi berakibat buruk karena mengganggu pengguna jalan lain. Seragam Go-Jek yang dikenakan itu sebetulnya adalah seragam kerja untuk mereka mencari nafkah," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com