Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stasiun Tanjung Priok, Mulai dari Ruang Dansa, Bar, hingga Peron yang Tua

Kompas.com - 24/11/2015, 20:35 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meskipun usianya mencapai 100 tahun, Stasiun Tanjung Priok masih tampak gagah berdiri.

Bangunan bernuansa Eropa itu tetap eksis di tengah pembaruan zaman. Dari depan, bangunan stasiun yang didominasi warna putih itu seolah menyimpan segudang kenangan.

Stasiun kereta yang dibangun Ir C.W Koch, insinyur utama dari Staats Spoorwegen (SS-Perusahan kereta api Hindia Belanda) ini pernah menjadi idola masyarakat.

Lampu taman dengan gaya khas Eropa masih tampak elegan terpasang di bagian depan stasiun. Kini, stasiun yang dibangun sejak 1914 itu tengah direnovasi.

Di halaman depan stasiun terlihat hamparan besi-besi peralatan untuk merenovasi gedung. (Baca: Operasional Stasiun Tanjung Priok Dihentikan)

Tepat di samping kanan pintu masuk lobi utama, terdapat jam kuno dengan kaca yang pecah dan tak lagi berfungsi.

Memasuki lobi utama, pengunjung akan disuguhi suasana tak biasa. Jejeran batu alam abu-abu, cokelat dan kuning seolah berpadu menghiasi dinding lobi utama stasiun.

Tampak pula loket stasiun yang tidak berfungsi lagi di samping kanan dan kiri ruangan. Di tengahnya, terdapat meja untuk pelayanan pelanggan yang tampak membelakangi tiga pintu tinggi.

KAHFI DIRGA CAHYA/KOMPAS.COM Pintu masuk menuju lobi utama di Stasiun Tanjung Priok

Setelah melewati loket, pengunjung akan disuguhi ruangan yang terkesan megah. Ruangan tersebut berada tepat sebelum jalan masuk ke tempat menunggu kereta dan peron.

Ada pula ruangan yang pernah difungsikan sebagai ruang dansa dan bar di dalam stasiun tersebut. Dalam bar, tampak tersisa meja kayu besar. (Baca: Bunker Misterius di Stasiun Tanjung Priok)

"Meja ini peninggalan sejak zaman Belanda," kata Kepala Stasiun Tanjung Priok Sahlan kepada Kompas.com, Jakarta Utara, Selasa (23/11/2015).

Di dekat bar dan ruangan dansa, terdapat ruangan yang pernah berfungsi sebagai dapur untuk menyajikan makanan dan minuman saat pesta berlangsung di ruang dansa.

KAHFI DIRGA CAHYA/KOMPAS.COM Meja bar di Stasiun Tanjung Priok

Ruang dapur juga terdapat di lantai dua stasiun. Kemudian pada bagian atas stasiun, terdapat cerobong asap khas Eropa.

Jika pergi ke atap stasiun, Anda bisa melihat langsung Terminal Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Priok. Dulu, dari atap stasiun ini dapat terlihat laut pantai utara.

Namun kini, kini pemandangan tersebut tak lagi tampak karena terhalang gedung tinggi di pelabuhan.

Jika berada di atap stasiun, Anda juga bisa melihat bangunan stasiun yang sebenarnya tidak menyatu.

Bangunan pertama melingkupi peron dengan konstruksi besi atap seng. Bangunan kedua melingkupi fasilitas stasiun seperti ruang dansa, hotel, bar, dapur dan kantor.

Punya tempat menginap

Kembali ke lantai dasar, tepatnya di sisi kanan peron, terdapat kantor stasiun. Mulai dari kepala stasiun hingga staf lainnya berkantor di lantai dasar tersebut.

Tepat di bagian atas kantor, terdapat sejumlah ruangan yang dulunya berfungsi sebagai penginapan. Ada sembilan kamar dengan luas 5x6 meter di bagian atas kantor.

"Itu semacam penginapan ada sembilan kamar. Jadi tamu-tamu hotel kolonial Belanda menunggu kapal untuk kembali ke negara mereka, mereka menunggu dan beristirahat di sini. Setelah kapal datang mereka pergi," kata Wakil Kepala Stasiun Tanjung Priok Armidi.

KAHFI DIRGA CAHYA/KOMPAS.COM Lobi utama di Stasiun Tanjung Priok

Peron yang tak kalah tua

Kepala Stasiun Tanjung Priok Sahlan menyampaikan, renovasi yang dilakukan di stasiun itu tidak banyak mengubah konstruksi bangunan.

Salah satunya, atap melengkung setengah lingkaran yang masih dipertahankan. "Sengnya sudah lama dan bersejarah, jadi enggak diubah," kata Sahlan.

Namun, seng tersebut sudah banyak yang hilang. Menurut dia, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan harus mencari seng yang sama hingga ke China.

Besi-besi penopang atap pun tidak diganti. Hanya saja, besi-besi tua itu dipercantik dengan dicat abu-abu. 

Jika memandang ke ujung peron, tampak menara pengontrol tingkat dua yang sudah tidak berfungsi.

"Sekarang sudah tak berfungsi karena mesinnya hilang. Sekarang menara pengontrolnya di pindah ke bangunan baru, beberapa ratus meter dari peron stasiun," tutur Sahlan.

Stasiun Tanjung Priok juga memiliki delapan rel yang nampak tua. Delapan rel itu dibagi dalam dua jalur, yakni rel 1 hingga 4 yang menuju ke Jakarta Kota, dan rel 5 sampai 8 menuju Kemayoran.

KAHFI DIRGA CAHYA/KOMPAS.COM Stasiun Tanjung Priok

Ditargetkan beroperasi Desember 2015

Kini, Stasiun Tanjung Priok ditargetkan siap beroperasi pada awal Desember 2015. Perbaikan di beberapa sisi stasiun pun dikebut.

"Kita berharap dengan kembali aktifnya stasiun untuk masyarakat umum bisa dipakai dengan baik dan bisa rekreasi," kata Sahlan. (Baca: Uji Coba KRL Kota-Tanjung Priok, Kereta Senggol Rumah Liar dan Pohon)

Aang Dohri (57), warga Kampung Bahari Jakarta Utara, antusias menyambut aktifnya stasiun. Ia berharap tak lagi terjebak macet jika hendak bepergian ke Jakarta Kota.

"Biasanya saya naik angkot M 15, kalau ada ini, jadi lebih cepat dan enggak macet," ucap Aang.

Ke depannya, Aang juga berharap pengoperasian kereta rel listrik (KRL) Jakarta Kota - Tanjung Priok tak berhenti.

Sebab, warga Jakarta Utara, khususnya pekerja dan warga di sekitar sangat membutuhkan stasiun tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com