"Mengapa saya melarang anggota saya mengambil jatah mel? Karena itu sangat merusak martabat aparat dan anak buah saya. Tindakan mereka seperti pengemis saja. Jumlahnya tidak seberapa tetapi merusak moral anggota. Mereka seperti kehilangan daya untuk bertindak tegas jika sewaktu-waktu diperlukan."
Pada saat perkelahian antarkelompok merebak, lanjut Krishna, memang sempat tersiar kabar di media massa bahwa ada oknum polisi yang menjadi backing yang memiliki lapak judi di Kalijodo. Informasi itu memang akurat, kata Krishna.
"Ada oknum polisi berpangkat brigadir polisi (sersan) yang membuka kapling judi di sana. Menurut informasi, pada awalnya ia hanya keluyuran saja, lalu menjadikan Kalijodo sebagai daerah pantauannya."
Namun dengan motifasi ekonomi untuk mencari keuntungan, ia membuka lapak judi. Kemudina, kata Krishna, oknum polisi tersebut kemudian dimutasikan.
"Dia memang bukan anggota Polsek Penjaringan, jadi bukan anak buah saya. Memang ada yang menyebut, bahwa dia bekerja baik," ujarnya.
Informasi ini didapat dari buku "Geger Kalijodo" kisah polisi dan mediasi konflik karya Krishna Murti. Saat ini menjadi Dirkrimum Polda Metro Jaya dengan pangkat Kombes Polisi.