Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalijodo, Lokalisasi, dan Jalur Kereta Api

Kompas.com - 02/03/2016, 05:23 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang wartawan senior mengungkapkan, betapa lokalisasi tidak pernah berada terlalu jauh dari jalur atau stasiun kereta api.

Pendapatnya tiba-tiba menimbulkan pertanyaan demi pertanyaan. Benarkah demikian? Walau setelah ditelusuri, pendapatnya ternyata sungguh adalah sebuah kenyataan.

Saritem, misalnya, adalah sebuah lokalisasi ternama di Kota Bandung. Saritem bahkan kerap diidentikkan dengan Bandung.

Dan, laman-laman turis mancanegara terang-terangan menunjuk Saritem sebagai kawasan "lampu merah" di "Kota Kembang" itu.

Berlokasi di antara Jalan Astana Anyar dan Jalan Gardu Jati, Saritem sungguh berlokasi tidak jauh dari Stasiun Kereta Bandung.

Bahkan, sejarah berdirinya Saritem tidak dapat dilepaskan dari sejarah pembangunan kereta api oleh pemerintah kolonial Belanda di bumi Priangan.

Boleh jadi, para pekerja seks komersial di Saritem juga didatangkan ke lokalisasi tersebut menggunakan rangkaian kereta api yang ketika itu sudah membentang dari Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung dan dari Bandung-Tasikmalaya-Ciamis hingga Yogyakarta.

Bicara soal Yogyakarta, ternyata lokalisasi ternama Pasar Kembang alias Sarkem juga tidak jauh dari Stasiun Tugu.

Lokasinya tepat berada di sisi selatan dari jalur kereta api yang dibangun pada akhir abad ke-19 itu.

Sebelum era 1970-an, lokalisasi di Yogyakarta bahkan lebih dikenal dengan nama Balokan.

Nama Balokan ternyata berasal dari timbunan-timbunan balok rel yang disimpan di sisi selatan Stasiun Tugu tersebut.

Aktivitas prostitusi di lokasi itu awalnya muncul karena kebutuhan para pekerja konstruksi jalur kereta api.

Namun, lambat laun para pelancong yang tiba di Yogyakarta dengan kereta api membutuhkan tempat penginapan lengkap dengan "teman bermalam" sehingga kawasan Sarkem makin berkembang.

Pemerintah bukannya tidak tahu dengan kawasan Pasar Kembang. Arsip harian Kompas memperlihatkan bahwa pada Rabu (25/2/2004), Gusti Kanjeng Ratu Hemas, istri Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, sempat menyambangi permukiman Sarkem.

"Saya datang ke tempat ini karena ditugaskan oleh Bapak Gubernur selaku anggota tim pemerintah untuk menangani masalah-masalah berperspektif jender, antara lain, ya, problem kesehatan masyarakat tidak mampu," kata GKR Hemas, ketika itu.

Menurut GKR Hemas, penghapusan lokalisasi (tempat pelacuran) di wilayah Yogyakarta justru dikhawatirkan akan memicu tidak terkontrolnya kondisi kesehatan masyarakat Yogyakarta akibat penyakit menular.

Bongkaran

Bagaimana dengan di Jakarta? Warga Ibu Kota ternyata juga mengenal kawasan lokalisasi yang terkoneksi dengan jalur kereta api.

Adalah kawasan Bongkaran yang seolah menjadi lokalisasi yang "terintegrasi" dengan Stasiun Tanah Abang.

Lokasi pelacuran lain di Jakarta yang juga nyaris menempel dengan stasiun adalah Planet Senen yang kini tinggal cerita.

Tampaknya lokasi "remang-remang" itu erat dengan stasiun yang dulu identik pula dengan pusat kegiatan dan keramaian.

Hingga dua dekade silam, pelanggan Bongkaran bahkan mengenal istilah "gubuk dorong", yakni bangunan semipermanen yang ditaruh di atas rel sehingga dapat dengan mudah dipindahkan. Di dalam bangunan "gubuk dorong" itulah aktivitas seksual dilakukan.

Namun, pada Agustus 2014 aktivitas di Bongkaran telah dihentikan. Bukan organisasi masyarakat atau organisasi keagamaan yang meluluhlantakkan Bongkaran, melainkan pembongkaran dikerjakan oleh PT Kereta Api Indonesia.

Seusai penertiban oleh PT KAI, kini Bongkaran tinggal menjadi kisah di masa lalu. Riwayat Bongkaran kini sudah ditamatkan.

Jalur KRL Jabodetabek tidak lagi menjadi sarana penyuplai pelanggan ke Bongkaran.

Kalijodo, yang pada beberapa hari belakangan dilanda penertiban, mungkin punya kisah berbeda.

Berada tepat di tepian Kali Angke, dahulu kawasan tersebut dijangkau dengan naik perahu.

Tradisi Tionghoa, Peh Cun, pula yang makin menyemarakkan kawasan itu menjadi kawasan perjodohan.

Walau entah bagaimana dari kawasan yang oleh muda-mudi sekaligus dimanfaatkan untuk mencari jodoh, kawasan itu berubah fungsi menjadi kawasan cari jodoh dalam "hitungan jam".

Akan tetapi, kita paham bahwa kini tidak ada satu kapal pun yang berlayar di Kali Angke. Jadi, dari mana para pelanggan Kalijodo? Dapat saja dari pusat-pusat aktivitas bisnis dari sekitar kawasan tersebut.

Namun, setelah diamat-amati, ternyata Stasiun Angke berjarak tidak sampai satu kilometer dari Kalijodo..


(HARYO DAMARDONO).


---

Arttikel ini dimuat dalam Kompas Siang, edisi Selasa 1 Maret 2016, dengan judul "Kalijodo, Lokalisasi, dan Jalur Kereta Api"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 17 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 17 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Megapolitan
Rumah 2 Lantai di Bogor Terbakar, Kerugian Ditaksir Capai Rp 15 Juta

Rumah 2 Lantai di Bogor Terbakar, Kerugian Ditaksir Capai Rp 15 Juta

Megapolitan
Soal Kans Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, Sandiaga: Enggak Ada Ajakan

Soal Kans Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, Sandiaga: Enggak Ada Ajakan

Megapolitan
Rumah Kosong 2 Lantai di Bogor Terbakar, Penyebab Belum Diketahui

Rumah Kosong 2 Lantai di Bogor Terbakar, Penyebab Belum Diketahui

Megapolitan
Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Megapolitan
Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Megapolitan
Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Megapolitan
Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Megapolitan
Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Megapolitan
Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film 'Lafran'

Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film "Lafran"

Megapolitan
Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Megapolitan
Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com