Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Sebut Survei yang Menangkan Ahok Itu Kalahkan Dukun Super

Kompas.com - 31/03/2016, 11:06 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Penjaringan Cagub DKI Partai Gerindra Syarif menilai, hasil survei Charta Politika yang mengatakan bahwa 51,9 persen pemilih Partai Gerindra akan memilih Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merupakan suatu propaganda.

"Wah mirip propaganda ini," ujar Syarif di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Kamis (31/3/2016).

Sebab, menurut dia, sampai saat ini Basuki belum resmi dicalonkan dalam Pilkada DKI 2017.

Demikian juga dengan Gerindra yang belum menentukan calon gubernur yang akan diusungnya. 

Karena belum adanya calon definitif yang diusung Gerindra, maka menurut dia, Basuki atau Ahok belum memiliki penantang definitif.

"Kecuali kalau lawan tandingnya sudah definitif dan variabelnya lengkap boleh lah diapresiasi survei itu, tetapi ini seperti sudah mengalahkan dukun yang super he he he," kata Syarif.

Menurut dia, masih terlalu dini jika lembaga survei menyimpulkan seperti itu. (Baca juga: Charta Politika: 82,8 Persen Warga Jakarta Puas akan Kinerja Ahok).

"Ini mirip menebak bayi di dalam kandungan yang masih di bawah 2 bulan, sudah di USG kelihatan kelaminnya dan dipastikan lahir, tetapi tetap masih terlalu prematur berkesimpulan seperti itu," sambung dia.

Mengenai hasil survei tadi, Syarif mengatakan bahwa sangat tidak mungkin jika kader Partai Gerindra mendukung Basuki atau Ahok.

Meskipun demikian, diakuinya, simpatisan Gerindra mungkin saja mendukung mantan Bupati Belitung Timur itu.

"Kalau kader sangat tidak mungkin, kecuali ada faktor X yang membuat dia dukung Ahok, tetapi kalau simpatisan kemungkinan ada dan jumlah tidak banyak," ujar dia.

Hasil survei yang dilakukan Charta Politika menunjukkan, sikap Partai Gerindra yang secara konsisten tidak mau mendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berbanding terbalik dengan para pemilihnya.

Dari 400 responden yang disurvei Charta Politika, 13 persen memilih Gerindra sebagai partai politik untuk menyalurkan aspirasinya.

Namun, dari para pemilih Partai Gerindra itu, 51,9 persen di antaranya memilih Ahok menjadi calon gubernur DKI Jakarta. (Baca juga: Elektabilitas Masih di Bawah 70 Persen, Ahok Dinilai Politisi Gerindra Belum Aman).

Sisanya, 15,4 persen memilih Yusril Ihza Mahendra, sebanyak 5,8 persen memilih Sadiaga Uno, sebanyak 5,8 persen memilih Hidayat Nur Wahid, sebanyak 3,8 persen memilih Adhyaksa Dault, sebanyak 7,7 persen memilih calon lain, dan 5,8 persen tidak memilih atau tidak menjawab.

Pengumpulan data untuk survei itu dilakukan pada 15-20 Maret 2016 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan metode kuesioner terstruktur.

Jumlah sampel sebanyak 400 responden yang tersebar di lima wilayah kota administrasi dan satu kepulauan di DKI Jakarta.

Survei ini dilakukan dengan menggunakan metode acak bertingkat dengan margin of error lebih kurang 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei ini dilakukan setelah Ahok mengumumkan bakal calon wakil gubernurnya, Heru Budi Hartono.

Kompas TV Survei Sebut Elektabilitas Ahok di Atas 50 Persen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com