Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politikus Gerindra: Tujuan Reklamasi Condong ke Arah Bisnis Semata

Kompas.com - 14/04/2016, 14:07 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Fraksi Partai Gerindra Fajar Sidik mengaku sejak awal menolak reklamasi sekaligus pembahasan dua rancangan perda yang berkaitan dengan reklamasi. 

Sebab, menurut dia, proyek reklamasi sudah tidak lagi dilakukan atas dasar kepentingan masyarakat, melainkan untuk kepentingan bisnis.

"Saya melihat tujuan reklamasi sudah condong ke arah bisnis semata. Hanya mencari keuntungan saja," ujar Fajar yang merupakan adik almarhum Ustadz Jefri Albukhori di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Kamis (14/4/2016).

(Baca: Ahok Tak Masalah Proyek Reklamasi Distop, asal...)

Ia mengacu pada praktik yang terjadi di lapangan saat ini. Proses pembangunan di atas lahan hasil reklamasi sudah dilakukan padahal raperda yang menjadi dasar aturan proyek tersebut belum dibuat.

Bahkan, di sejumlah pulau sudah mulai dilakukan pembangunan. Selain itu, tidak ada kajian mendalam mengenai analisis dampak lingkungan (amdal).

"Saya baca beberapa yang meneliti aspek amdalnya dan yang lain, semua mengatakan ini bertentangan dan tidak ada manfaat lingkungan," ujar Fajar.

(Baca: Ini Kerugian Dihentikannya Pembahasan Raperda Reklamasi Menurut Sekda DKI )

Sayangnya, kata Fajar, baik eksekutif maupun legislatif seolah mengabaikan aspek itu. Itulah yang membuat dia berkesimpulan bahwa tujuan reklamasi bukan untuk masyarakat umum lagi.

"Enggak lagi bicara amdal dan nasib nelayan bagaimana. Akhirnya mungkin Allah bukakan jalan dengan (OTT) itu walau sasarannya dari kita (Fraksi Gerindra)," ujar Fajar.

Sasaran OTT yang dimaksud Fajar adalah Mohamad Sanusi. Sanusi yang menjabat Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta itu ditangkap Komisi Pemberantasan Korups.

Kader Gerindra itu kemudian ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penerimaan suap untuk meloloskan raperda reklamasi di DPRD. 

Kompas TV Mengapa Raperda Reklamasi Dihentikan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com