Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Murid Kelas II SD Dapat Soal Bermateri Pembunuhan dan Perceraian...

Kompas.com - 24/05/2016, 08:34 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Bang Kusen dan Istrinya dibunuh oleh...", itulah salah satu pertanyaan dalam soal pekerjaan rumah (PR) bagi murid kelas II di SDN Baru 02 Pagi di Pasar Rebo, Jakarta Timur, yang meresahkan. 

Soal itu bukan satu-satunya. Masih soal lain dengan materi perceraian, yang diberikan kepada murid SD tersebut.

Keberadaan soal ini pertama kali diungkapkan seorang netizen, melalui akun Facebook Agung Suharto Dirdjosbroto.

(Baca: Asal-usul Soal Kelas 2 SD Bermateri Pembunuhan dan Perceraian)

Pemilik akun Facebook tersebut mengaku anaknya bersekolah di SD itu dan menerima soal yang dinilai memuat konten tidak pantas tersebut.

Ia pun kecewa akan adanya soal tersebut kemudian berpesan kepada netizen agar berhati-hati dan mengawasi ilmu yang diberikan di sekolah dasar.

Ia juga berharap, para pejabat di dunia pendidikan, termasuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, dapat mengawasi lebih ketat kemungkinan munculnya kasus semacam ini.

Terkait munculnya soal ini, Kepala SDN Baru 02 Pagi Ridoyo mengakui bahwa soal bermateri seperti itu kurang sesuai untuk anak didiknya.

Ia pun menilai bahwa guru yang memberikan PR kurang menelaah dulu tugas yang diberikan.

"Kalau untuk sekarang terkait dengan kekeraasan dan masalah pornografi sedikit agak begitu (kurang tepat) untuk kelas II ini," Ridoyo.

Ada dua guru kelas II di SD itu yang memberi PR dengan soal itu. Keduanya telah diberi sanksi berupa teguran karena dianggap tidak menelaah terlebih dulu soal yang akan dibagikan.

"Iya diberikan sanksi teguran. Memang kurang ditelaah sebelumnya," ujar Ridoyo.

(Baca juga: Muncul Soal SD Bermateri Pembunuhan dan Perceraian, Dua Guru Diberi Sanksi Teguran )

Kendati demikian, ia menilai, dua pengajar di sekolah yang dipimpinnya itu kemungkinan tak tahu kalau soal yang diberikan sebagai pekerjaan rumah tersebut sebenarnya kurang tepat bagi murid kelas II SD.

Sebab, soal itu merupakan soal buatan tahun 2011. Pembuatnya, kata Ridoyo, adalah suatu gugus tugas, gabungan dari guru sejumlah sekolah.

Artinya, bukan soal yang dibuat pihaknya. Ridoyo juga menyampaikan, sejak dibuat 2011, soal tersebut tidak pernah dipermasalahkan hingga seorang netizen melayangkan protesnya melalui media sosial.

"Karena memang tahun 2011 enggak masalah, jadi mungkin dianggap guru sudah pernah diberikan enggak ada masalah, jadi dirasa aman-aman saja," ujar Ridoyo.

Soal ditarik

Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Timur Ungkadi, menyatakan, soal itu memang kurang sesuai bagi siswa kelas II sehingga pihaknya menarik soal itu.

Selain soal, buku pendidikan lingkungan budaya Jakarta (PLBJ) atau mulog yang jadi sumber pembuat soal itu juga ditarik. Diakuinya, materi soal seperti itu kurang tepat bagi anak SD.

"Sebenarnya kasus buku tersebut kurang sesuai dengan perkembangan saat ini. Saat ini buku tersebut harus ditarik dan diganti yang sesuai. Soal untuk PR itu juga kita tarik," ujar Ungkadi.

(Baca juga: "Bang Maman dari Kali Pasir" yang Meresahkan)

Soal sanksi, Ungkadi mengatakan bahwa pihaknya akan menilai apakah hasil pemeriksaan nanti menemukan unsur kesengajaan atau tidak.

Adapun pemberian sanksi nantinya akan disesuaikan dengan PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai.

Pihak sekolah, menurut dia, juga akan meminta maaf kepada orangtua murid kelas II di sekolah tersebut yang anaknya diberi PR itu.

"Pihak sekolah akan melakukan pendekatan ke orangtua untuk meminta maaf, (menjelaskan) duduk permasalahannya seperti apa biar orangtua siswa juga merasa terlayani," ujarnya, Senin. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com