Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Cahyo Wibowo Terus Mendapat Bantuan untuk Operasi

Kompas.com - 12/06/2016, 10:35 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bayi Cahyo Wibowo yang didiagnosa dokter mengalami kebocoran usus terus menggugah rasa kemanusiaan dan mendapatkan uluran tangan dari berbagai pihak. Kali ini bantuan datang dari Wakil Gubernur DKI Jakarta yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat.

Djarot merasa tergugah setelah membaca pemberitaan mengenai bayi Cahyo di Kompas.com, Jumat (10/6/2016).

Bantuan dari Djarot disampaikan oleh anggota DPR RI Fraksi PDI-P Charles Honoris yang langsung mendatangi ruang ICU Anak, Rumah Sakit Husada, Jalan Mangga Besar, Jakarta Pusat, tempat Bayu Cahyo dirawat. Orang tua Cahyo.

"Pak Djarot sangat terkejut  mendengar ada berita di media kemarin atas kondisi bayi Cahyo. Awalnya Pak Djarot ingin datang langsung ke RS Husada, namun karena banyak kesibukan saya yang mewakili beliau," kata Charles Honoris saat dihubung, Sabtu (11/6/2016).

Charles memberikan bantuan Rp 50 juta untuk biaya berobat bayi Cahyo. Dia berharap kondisi bayi Cahyo bisa segera membaik dan orangtuanya bisa kembali bekerja.

"Harapan saya semoga bayi Cahyo cepat sembuh. Doakanlah ya," ujar Charles.

Berdasarkan diagnosa dokter, Bayi Cahyo mengalami kelainan Hirschsprung yang terjadi karena adanya permasalahan pada persarafan usus besar paling bawah, mulai anus hingga usus di atasnya.

Kelainan ini akan membuat buang air besar bayi tidak normal. Pada 7 Juni, bayi Cahyo kembali menjalani operasi kedua, yakni untuk membuat lubang pembuangan di dinding perut dengan cara memotong usus besar (colon) membentuk stoma.

Stoma digunakan sebagai lubang pembuangan pengganti anus bagi pasien yang mengalami gangguan pada area rectum dan sekitarnya.

Dihubungi terpisah, Ayah bayi Cahyo, Jamroni mengaku bersyukur atas bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak. Pria yang bekerja sebagai buruh serabutan ini mengaku telah berupaya meminjam uang ke sana-kemari untuk membiayai perobatan anaknya.

Utang berobat Bayi Cahyo tak sedikit. Jamroni mengaku, mengutang sana-sini mulanya untuk membayari pengobatan. Utang ke berbagai pihak itu kisarannya sudah mencapai Rp 35 jutaan.

Jamroni mengaku baru membuat BPJS untuk biaya berobat anaknya, namun belum bisa digunakan.

"Terimakasih kepada berbagai pihak, termasuk Bapak Charles dan Pak Djarot. Semoga Allah membalas kebaikannya," ucap Jamroni. Didampingi Sebelumnya, keluarga ini mendapat pendampingan dari sebuah komunitas sosial bernama 3 Little Angels (3LA).

Komunitas ini mendampingi pasangan tersebut mencari penggalangan dana. Menurut Greaty, voulenteer 3LA, saat ini donasi yang sudah terkumpul mencapai Rp 52.820.111. Pengeluaran sementara, biaya di RS Husada dan obat-obatan lain bagi bayi Cahyo mencapai Rp 23 juta.

"Kami masih menerima bantuan bagi bayi Cahyo, yang akan digunakan untuk perawatannya," ujar Greaty.

Donasi bisa disalurkan melalui 3 Little Angels, ke nomor rekening BCA 8310041476 atas nama Ratna Dewi H. Jamroni juga mempersilakan jika ada yang mau menemuinya di rumah sakit untuk memberikan bantuan biaya pengobatan anaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com