Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengembalikan Senyum Anak-anak Penderita Kanker...

Kompas.com - 20/06/2016, 12:25 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

KOMPAS.com — Nana tampak tergopoh-gopoh saat memasuki Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, awal Mei lalu.

Tangan kirinya tampak menenteng dua plastik besar berisi puluhan boneka. Tangan kanannya membawa satu tas besar berisi kursi roda.

Sementara itu, di punggungnya tampak sebuah tas yang ia bawa bersama dengan barang-barang di kedua tangannya itu.

Sambil tersenyum, Nana menyapa Ida Widyaningsih (40), yang berada di depan ruang perawatan anak (BCh) RSCM.

Ida yang tengah menggendong anaknya, Nagita, langsung menyapa balik. Nana menanyakan kondisi Nagita yang tampak segar dan sehat hari itu.

"Alhamdulillah, ini sudah mulai kempis perutnya, tidak besar lagi. Ini sudah kemoterapi beberapa kali," jawab Ida.

Kepada Nana, Ida memperlihatkan foto kondisi Nagita sebelum menjalani pengobatan.

Dalam foto itu, perut Nagita tampak besar dan kondisinya memprihatinkan. Namun, kini Nagita tampak sehat.

Perutnya tak lagi besar seperti beberapa bulan lalu. Nana dan Ida pun saling melempar senyum.

Sesekali Ida menyeka air mata di balik kacamatanya karena tak mampu menahan haru saat berbincang dengan Nana.

Nana bukanlah dokter. Ia adalah co-founder dari Yayasan Taufan, sebuah komunitas yang peduli terhadap anak-anak penderita kanker dan penyakit berisiko tinggi lainnya.

Hari itu, Selasa (10/5/2016), perempuan bernama lengkap Adriana tersebut bersama tiga relawan lain dari Yayasan Taufan, yakni Dina Pertiwi, Iradah Jayanti, dan Fitri, mengunjungi beberapa pasien anak di RSCM.

Kunjungan Nana dan rekannya itu merupakan bagian dari support visit, salah satu program Yayasan Taufan, yang dilakukan dua kali dalam sepekan.

Program ini bertujuan memberikan dukungan moril dan materiil kepada pasien, termasuk Nagita, bayi delapan bulan yang menderita tumor sejak usia empat bulan.

"Kami support moril. Apa kesusahannya, kami update lagi dalam proses apa," kata Nana.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com