Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Dicerai, Ibu Bunuh Bayinya

Kompas.com - 30/06/2016, 16:00 WIB

DEPOK, KOMPAS — Kasus ibu membunuh bayinya sendiri kembali terjadi. Kepolisian Resor Kota Depok menangkap seorang ibu berinisial DE (29) yang membunuh bayinya sendiri sesaat setelah anak keempatnya itu dilahirkan. Ia tega melakukan itu karena takut terhadap ancaman suaminya.

Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Besar Harry Kurniawan, Rabu (29/6), mengungkapkan, tersangka ditangkap di rumah kontrakannya pada Selasa (28/6) dini hari di Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Penyelidikan polisi berawal dari penemuan jenazah bayi perempuan dalam kantong plastik hitam di gerobak sampah pekan lalu.

Berdasarkan penyelidikan polisi, DE diketahui melahirkan sendiri bayinya yang berusia tujuh bulan dalam kandungan di kamar mandi, 20 Juni lalu, sekitar pukul 01.00. Setelah bayi itu lahir, DE membunuhnya.

Ia kemudian menyembunyikan jasad bayinya dalam mesin cuci. Siang hari, DE membungkus bayinya dengan kain biru, menaruhnya dalam kantong plastik dan membuangnya ke gerobak sampah yang mengangkut sampah di lingkungan tempat tinggalnya pada pukul 12.00.

Belakangan, petugas pengangkut sampah yang curiga membuka kantong plastik tersebut, dan ditemukan jasad bayi perempuan di dalamnya.

Takut diceraikan

Saat ditanya, DE mengaku menyesal telah membunuh anaknya. "Saya takut, suami saya mengancam akan menceraikan saya kalau saya melahirkan anak lagi. Anak kami sudah tiga, yang paling besar 5 tahun, yang kedua 3 tahun, dan yang paling kecil 1,5 tahun. Kami tak sanggup punya anak lagi," katanya.

Meski takut mempunyai anak, pasangan itu tak mengikuti program keluarga berencana. DE mengatakan, suaminya adalah petugas kebersihan di sebuah kantor perusahaan swasta, sedangkan dirinya sehari-hari menjadi ibu rumah tangga.

"Pembunuhan ini dilakukan dengan sadar dan atas inisiatif dia sendiri. Sebenarnya suaminya sudah mengetahui, tetapi tersangka takut karena terus-menerus diancam. Kami masih terus mendalami apakah suaminya juga turut berperan," ujar Harry.

Menurut Harry, karena perbuatannya itu, DE dijerat dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2015 tentang Perubahan atas UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Kasus serupa terjadi di Kota Depok awal Juni lalu. Waktu itu, seorang ibu yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga di Cinere, Depok, AY (20), melahirkan bayinya dan membiarkannya hingga meninggal.

(UTI)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 Juni 2016, di halaman 15 dengan judul "Lagi, Ibu Bunuh Bayinya".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com