JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menilai Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli tak pantas melontarkan pernyataan yang menyindir dia sebagai Gubernur DKI atau karyawan pengembang proyek reklamasi.
Sebab, Ahok menyatakan, justru dalam proyek reklamasi, dia yang paling getol menaikkan kontribusi tambahan sebesar 15 persen.
"Makanya kalau dia ngomong kayak gitu, menurut saya tidak pantas. Ngomong kalimat, 'Ini gubernur atau karyawan Podomoro.' Kalau gue karyawan Podomoro, gue udah kenakan (kontribusi tambahan) 15 persen, bos," kata Ahok di Balai Kota, Rabu (20/7/2016).
Ahok kemudian menyamakan ucapan Rizal dengan ucapan para anggota DPRD sebelum tertangkapnya Ketua Komisi D Mohamad Sanusi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Ahok, sebelum Sanusi ditangkap, para anggota DPRD kerap menyindirnya terlalu berpihak kepada pengembang reklamasi.
"Jadi itu tuduhan samalah kayak oknum DPRD dulu tuduh saya Gubernur Podomoro. Enggak tahunya yang nego-nego sama mereka siapa? Terima duit Ariesman siapa? DPRD juga," ujar Ahok.
( Baca: Disebut Rizal Ramli Karyawan Pengembang, Ahok Tertawa Sambil Bilang Terserah )
Sebelumnya, Rizal heran dengan sikap Ahok yang dinilainya begitu ngotot mempertahankan pembangunan reklamasi Pulau G.
"Saya juga bingung kenapa dia (Basuki) ngotot. Ahok itu Gubernur DKI atau karyawan pengembang?" ujar Rizal, di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Rizal heran mengapa Basuki sampai mengirimkan surat ke Presiden Joko Widodo sebagai upaya agar pembangunan Pulau G tetap dilanjutkan. Sebab, pembatalan pembangunan adalah keputusan tiga menteri teknis dan seorang menteri koordinator.
Di sisi lain, Ahok menyatakan tujuannya meminta Rizal mengirim alasan tertulis penghentian reklamasi ke Presiden Joko Widodo supaya ada dasar hukum kuat untuk menghentikan proyek tersebut.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.