Sama halnya dengan Ahok, Yusril mengatakan, perbedaan politik di antara keduanya tak mengurangi kehangatan hubungan pribadi satu sama lain. Maka dari itu, silaturahim akan terus berjalan antara Ahok dan Yusril.
Hanya, dia memperingatkan Ahok untuk tak membangun opini publik bahwa warga Belitung terbiasa menggunakan bahasa kasar.
"Saya koreksi apa yang dikatakan oleh Pak Ahok mengenai bahasa ya. Bahwa orang Belitung itu menggunakan bahasa Melayu Riau dan bahasanya itu halus, jadi jangan timbul kesan bahwa setiap orang yang berasal dari Belitung itu selalu menggunakan kata-kata kasar, kotor, itu sebenarnya dalam kenyataan tidak terjadi," kata Yusril.
Dia menegaskan, tak ada warga Belitung yang menggunakan bahasa kasar dalam kegiatan sehari-hari. Di Belitung, lanjut dia, ada kelompok Tionghoa yang menggunakan bahasa Khek. Hal itu merupakan hal biasa.
Yusril menyebut, hanya preman pasar yang menggunakan kata-kata kasar.
"Jadi, saya mengimbau kepada masyarakat Belitung yang ada di Jakarta supaya kita tetap menjunjung tinggi adat dan istiadat kita seperti yang dilakukan para pendahulu dan yang lain," kata Yusril.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.