Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Saidiman Ahmad
Peneliti Politik dan Kebijakan Publik

Peneliti Politik dan Kebijakan Publik Saiful Mujani Research and Consulting; Alumnus Crawford School of Public Policy, Australian National University.

Potret Harapan di Rumah Susun Jakarta

Kompas.com - 02/09/2016, 17:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

“Sudah lama saya ingin tinggal di rumah susun.” Ibu Wiwid, penghuni rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Pulogebang, Jakarta Timur, itu memulai kisahnya.

Ia menerima kunci rumah di hari ketika ia mendaftar masuk rumah susun. Ketika ia melihat wujud rumah yang akan ditempatinya, ia terperangah “benarkah ini rumah saya?”

Ia bahkan mengatakan “mendapat rumah begini, saya seperti mendapat emas segede gunung. Terima kasih, ya Allah.”

Beberapa waktu yang lalu, saya mendatangi salah satu rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) di Jakarta. Saya mengunjungi yang terbesar.

Rumah susun Pulo Gebang, Jakarta Timur, dibangun sejak masa pemerintahan Fauzi Bowo, yakni blok A dan B. Sementara blok C sampai H dibangun pada masa gubernur Basuki Cahaya Purnama. Di rumah susun ini, bermukim warga dari pelbagai wilayah relokasi di Jakarta.

Sebelum pindah ke rumah susun, Ibu Wiwid tinggal di pasar. Ibu Wiwid mengenang penderitaannya. Di depan tempat tinggalnya adalah penjual ikan. Di samping kiri dan kanannya adalah penjual jagung dan sayuran lain.

“Dulu sering digigit tikus,” kenangnya.

Tempat yang ia sebut tempat tinggal itu adalah sebuah petak segi empat. Di situ ia berjualan. Di situ ia mencari nafkah. Dan di situ pula ia tinggal. Tentu saja illegal. Dan Ibu Wiwid menyadarinya.

Suatu ketika, Ibu Wiwid mengunjungi salah satu temannya, seseorang yang tinggal di rumah susun. Ia begitu kagum dengan rumah itu. Sejak saat itu, dia selalu berangan-angan untuk tinggal di rumah susun.

Mendapat jatah rumah susun dari pemerintah provinsi DKI Jakarta adalah berkah terbesar yang ia peroleh. Sejak pindah ke rumah susun, dia mengaku hampir tidak pernah melihat tikus.

Pengalaman serupa juga dirasakan Ibu Sri, warga Rusunawa pindahan dari Pluit. Anugerah terbesar yang ia syukuri adalah bahwa ia sekarang bisa hidup bersama dengan semua anaknya.

Di tempat lama, keluarga ini terpencar untuk menyiasati ruang yang sempit. Sebagian anaknya dititipkan pada familinya. Rumah susun mempersatukan keluarga ini.

Pada mulanya, warga masuk ke Rusun melalui mekanisme pendaftaran sukarela. Mereka berasal dari pemukiman-pemukiman sangat kumuh dan rawan banjir. Banyak warga yang tidak percaya bahwa mereka bisa mendapatkan rumah susun dengan begitu mudah.

Visi Perumahan

Dalam visi menghadirkan Jakarta yang baru, Gubernur Basuki Cahaya Purnama memang memberi perhatian ekstra pada sektor pemukiman warga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com