JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) Nachrowi Ramli heran dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menyebut Badan Musyawarah (Bamus) Betawi berpolitik. Menurut Nachrowi, Bamus Betawi hanya menyampaikan aspirasi terkait dinamika politik jelang Pilkada DKI 2017.
"Memangnya salah kalau seperti itu? Kita menyalurkan aspirasi agar didengar parpol. Jadi jangan salah interpretasi. Bamus Betawi bukan berpolitik, melainkan menyampaikan aspirasi," ujar Nachrowi, di Gedung Joang 45, Jalan Menteng Raya, Kamis (15/9/2016).
Aspirasi yang dimaksud adalah mengenai empat nama yang dipilih Bamus Betawi untuk menjadi calon gubernur atau calon wakil gubernur dalam Pilkada DKI 2017. Empat nama yang diusulkan Bamus Betawi tersebut adalah Nachrowi Ramli, Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana, Sekda DKI Saefullah, serta Deputi Gubernur bidang Pariwisata dan Kebudayaan Sylviana Murni.
Nama-nama itu diharapkan bisa menjadi masukan bagi parpol dalam menentukan cagub dan cawagub.
Dalam kesempatan yang sama, Lulung juga ikut mengomentari pernyataan Ahok soal Bamus Betawi yang berpolitik. Dia mengatakan, pada dasarnya semua warga Indonesia memiliki hak untuk berpolitik.
Semua orang, kata Lulung, berhak untuk mendukung atau dipilih menjadi cagub. Menurut Lulung, hak yang sama juga melekat pada Bamus Betawi.
"Lagi pula Bamus Betawi kan bukan parpol. Dia mengusulkan nama tokoh Betawi yang dianggap mumpuni untuk bisa dicalonkan semua partai. Dia tidak usung, tetapi usul dan itu adalah hak," ujar Lulung.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merasa kesal dan berencana menghentikan hibah untuk Bamus Betawi. Basuki menilai, organisasi ini sudah politis dan menyebarkan kebencian melalui acara Lebaran Betawi.
"Yang masalah itu, mereka menggunakan Bamus Betawi yang minta hibah dari kami untuk main politik. Itu udah melanggar Pancasila dan UUD 1945. Dia bilang Jakarta harus Betawi yang jadi gubernur dia. Itu udah enggak betul," ujar Ahok.
(Baca: Bamus Betawi dan Dugaan Politik Praktis Jelang Pilkada)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.