Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kerusuhan pada Demo 4 November Versi Polisi

Kompas.com - 07/11/2016, 15:21 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Aksi unjuk rasa dari sejumlah organisasi masyarakat pada Jumat (4/11/2016) di depan Istana Merdeka, Jakarta, yang semula berlangsung damai kemudian diwarnai kericuhan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengungkapkan kronologi dari awal mula massa berdatangan hingga akhirnya terjadi kericuhan.

Awi menyampaikan, massa mulai mendatangi depan Istana Merdeka, tepatnya di Jalan Medan Merdeka Barat, sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu baru beberapa orang saja yang berorasi di lokasi tersebut.

"Setelah shalat Jumat baru massa mulai berbondong-bondong memadati ruas Jalan Medan Merdeka Barat," ujar Awi, di Mapolda Metro Jaya, Senin (7/11/2016).

Awi melanjutkan, setelah berkumpul, massa melakukan orasi. Pada pukul 13.50 WIB, ada kelompok massa yang melempari botol air mineral ke arah petugas.

Kemudian, sekitar pukul 14.42 WIB, kata Awi, ada kelompok massa yang menarik pagar kawat berduri. Saat itu polisi tidak melakukan perlawanan dan secara bersama-sama membacakan Asmaul-Husna agar massa demo 4 November tenang.

"Massa yang di depan menarik pagar kawat sampai keluar dari konblok. Kan konblok dulu, kemudian security barier dan baru polisi," ucap dia.

(Baca: Gelar Apel, Jokowi Ucapkan Terima Kasih kepada Tentara yang Amankan Demo 4 November)

Lalu, lanjut Awi, sekitar pukul 15.10 WIB, massa bersama polisi melaksanakan shalat ashar berjemaah.

"Kemudian ini shalat ashar. Jadi bisa lihat polisi sangat persuasif. Jadi tidak betul kalau polisi itu menyerang duluan," kata Awi.

Kemudian, pada pukul 15.47 WIB, tutur Awi, ada kelompok massa yang melemparkan benda-benda ke arah polisi. Kelompok massa yang melempar ke arah polisi tersebut berada di sisi barat Jalan Medan Merdeka Barat, tepatnya di depan Wisma Panglima TNI.

Akhirnya, perwakilan pedemo yang menuntut agar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama diproses hukum atas dugaan penistaan agama diterima Wakil Presiden Jusuf Kalla pada pukul 15.58 WIB.

Para perwakilan tersebut langsung dijemput oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan bersama Pangdam Jaya Mayjen TNI Tedy Lhaksamana.

Perwakilan pedemo itu bertemu Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Pertemuan selama 30 menit itu menghasilkan keputusan bahwa proses hukum terhadap Ahok akan selesai dalam waktu dua pekan.

Namun, sekitar pukul 18.14 WIB, massa yang berada di kawasan Monas dan Patung Kuda terlihat mulai mengoleskan pasta gigi ke wajahnya. Padahal, saat itu polisi belum sama sekali menembakkan gas air mata.

Massa pun mulai berusaha menerobos barikade yang dibuat polisi di Jalan Medan Merdeka Barat. Akhirnya barikade dan pagar kawat berduri yang dibuat polisi jebol pada pukul 19.05 WIB.

(Baca: Kata Cagub-Cawagub soal Demo 4 November yang Disebut Ditunggangi Aktor Politik)

Bersamaan dengan itu, massa mulai menggunakan bambu yang telah mereka bawa untuk memukul polisi.

Menyikapi serangan itu, polisi yang terus mencoba bertahan akhirnya menembakkan gas air mata untuk pertama kalinya pada 19.33 WIB. Demonstran mulai berhamburan.

Pada 19.41 WIB, polisi kembali menembakkan gasi air mata. Tujuh menit berselang, tembakan gas air mata kembali dikeluarkan polisi untuk ketiga kalinya.

Namun, pada pukul 20.01 WIB, ada kelompok massa yang membakar tiga kendaraan polisi, dua mobil security barier, dan satu truk. Hingga akhirnya, tim pemadam kebakaran berhasil memadamkan api di tiga mobil itu.

Akhirnya, situasi mulai kondusif sekitar pukul 20.15 WIB, setelah Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meminta jajarannya berhenti menembakkan gas air mata.

Kompas TV Wapres Janjikan Proses Kasus Ahok Cepat & Tegas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com