Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendadak Bandeng di Rawa Belong...

Kompas.com - 26/01/2017, 07:46 WIB
Sri Noviyanti

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Jalan Rawa Belong yang biasanya dipenuhi penjual bunga berubah pada 3-4 hari jelang Imlek atau Tahun Baru China.

Dari ujung ke ujung, yang terlihat adalah pedagang ikan bandeng berukuran jumbo. Lapak mereka sederhana dan berada di trotoar.

Satu pedagang memiliki satu meja yang dilapisi terpal dan daun pisang. Begitu pun atapnya, mereka memakai terpal atau spanduk bekas.

Dari pengamatan Kompas.com, Rabu (25/1/2017), lebih kurang ada 40 pedagang yang berjualan di tempat tersebut. Suasananya bagaikan pasar mini.

"Sudah dari zaman dulu. Bapak saya sudah jadi pedagang (bandeng musiman) sejak 1970-an. Mulai 1980, saya ikut bantu sampai sekarang (berjualan sendiri)," ujar Nur Hasanah, salah satu pedagang.

(Baca juga: Pedagang Bandeng Dadakan di Rawa Belong Berharap Ramai Pembeli)

Sehari-hari, Nur bukanlah pedagang ikan, seperti kebanyakan pedagang lainnya, melainkan pedagang sayur.

Tiap jelang Imlek, ia beralih obyek dagang dari sayur menjadi ikan bandeng. Omzet yang ia dapat jauh lebih besar.

"Kalau ramai, satu hari bisa terjual 1 kuintal. Namun, biasanya mulai ramai itu pada hari ketiga," ujarnya.

Nur mengatakan, penjualan bisa berkisar Rp 10 juta sampai Rp 15 juta. Untuk ukuran, ikan bandeng yang dijajakan di pasar dadakan ini memang tergolong tak umum.

Kalau biasanya bandeng sudah dipanen dengan hitungan 4-5 ekor per kilogram (kg), di Rawa Belong berat satu bandeng berkisar 1,3 kg-10 kg.

"Ya itu cuma bisa didapat jelang Imlek. Bandengnya juga bukan (bandeng) laut, melainkan (bandeng) empang. Lama peliharanya bisa tahunan," ujar Rojali, salah satu pedagang lainnya.

Karena itu, kata Rojali, wajar kalau harganya sedikit lebih mahal. Kalau bandeng biasa dijual seharga Rp 25.000 per kg, harga bandeng jumbo bisa mencapai Rp 60.000-Rp 75.000 per kg. Hal itu tergantung proses transaksi dengan pembeli.

"Kalau yang pintar menawar bisa dapat Rp 60.000 per kg dari kami. Makin besar (ikannya), makin mahal harga per kg-nya," katanya.

KOMPAS.com/SRI NOVIYANTI Ikan bandeng jumbo yang dijajakan di Jalan Sulaiman, Rawa Belong, Jakarta Barat. Ukuran bandeng bervariasi antara 1,3-10 kilogram. Gambar diambil Rabu (25/1/2017).

Sama seperti Nur, keseharian Rojali bukanlah pedagang ikan. Bahkan, ia mengaku sudah tidak memiliki pekerjaan tetap.

Namun, sejak 1980, momen bandeng musiman ini dipakainya untuk mendapat nafkah tambahan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com