Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agenda: Menapak Jalur Naga, Kapal Pinisi, hingga Karya Seni

Kompas.com - 03/02/2017, 18:00 WIB

Hendak menghabiskan akhir pekan berbeda? Jalan-jalan bertajuk "Jalur Naga" barangkali bisa menjadi salah satu pilihan yang digelar Komunitas Napak Tilas Peninggalan Budaya bersama Wihara Dhanagun, Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/2) pagi.

Jalan-jalan itu sekaligus untuk mengenal lebih jauh perjalanan budaya Tiongkok di Kota Bogor. Acara memperingati Imlek sekaligus menyambut Cap Go Meh (15 hari setelah Imlek) itu dimulai pukul 08.00 hingga pukul 13.00.

Peserta akan diajak napak tilas mulai dari Wihara Dhanagun, Rumah Lie Beng Hok (pejabat masyarakat Tionghoa periode 1912-1913), Hotel Pasar Baroe di Jalan Kelenteng, hingga melihat Saung Barongsai. Lalu, peserta akan dibawa menuju Wihara Mahabrahma. Tujuan akhir ke Wihara Dharmakaya.

Semula, acara akan dilangsungkan dua hari, Sabtu dan Minggu. "Melihat minat peserta yang banyak pada hari Minggu dan adanya kegiatan di kelenteng, kami hanya menyelenggarakan hanya Minggu," kata Fitri, juru bicara Komunitas Napak Tilas Budaya, Kamis (2/2) malam.

Napak tilas itu baru pertama kami lakukan. Selama ini hanya sedikit peminat yang ingin mempelajari sejarah. "Lewat kegiatan ini, kami ingin semakin banyak yang mengenal sejarah di Kota Bogor," kata Vidi dari Wihara Dhanagun.

Acara terbuka untuk umum. Setiap peserta wajib membayar uang pendaftaran Rp 150.000 yang sudah termasuk sarapan, minum, jas hujan, makan siang, pemandu, dan pendamping.

Di Jakarta, pilihan akhir pekan mengenal sejarah adalah mengelilingi Kota Tua, Jakarta Barat. Bisa dicoba bersepeda santai dengan tujuan akhir geladak kapal pinisi di Pelabuhan Sunda Kelapa, Sabtu (4/2).

Badan Pelestarian Pusaka Indonesia bekerja sama dengan Discovery City Walks dan Sunda Kelapa Heritage siap mengajak peminat berkeliling hingga mengunjungi kapal mulai pukul 15.00 hingga pukul 18.00.

Nusantara dalam seni

Bagi peminat seni tradisional, Pergelaran 34 Tahun Berkarya: Jelajah Nusantara Sepenggal Kenangan untuk Generasi Penerus di Gedung Pewayangan Kautaman Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, menjadi pilihan lain berakhir pekan, Sabtu dan Minggu.

Acara yang digelar Unit Kegiatan Mahasiswa Liga Tari Krida Budaya Universitas Indonesia itu berlangsung mulai pukul 19.00. Sheli, juru bicara panitia penyelenggara, mengatakan, jelajah Nusantara itu berwujud pentas tari.

"Pengunjung akan dihibur penampilan sembilan tarian budaya Nusantara dari Sabang sampai Merauke," kata Sheli.

Kesembilan tarian itu dari Palembang, Sumatera Barat, Melayu, Makassar, dan Kalimantan (Dayak), Betawi, Papua, dan Minangkabau. Jika ingin menyaksikan pertunjukan itu, peminat dikenai tiket masuk Rp 180.000 (VIP), kelas 1 (Rp 150.000), kelas II (Rp 130.000), dan kelas III (Rp 100.000).

Bergeser ke Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat. Tepatnya di Graha Bhakti Budaya, akhir pekan bisa diisi dengan menonton pentas seni pelajar SMP Katolik Sang Timur, Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten, Minggu (5/2).

Acara yang dimulai pukul 16.00 hingga pukul 21.00 itu akan menampilkan pameran baju unik dari bahan daur ulang, drama paduan teatrikal dan musikal, serta pementasan musik tradisional dan musik kolaborasi. Ada pula pemutaran film kara para pelajar sekolah itu.

"Pentas Seni ini baru pertama kali dilakukan. Lewat acara ini, kami ingin memupuk kecintaan, kreativitas, dan bakat seni yang ada pada anak-anak didik," kata Yuli, panitia penyelenggara.

Ingin menonton acara ini, siapkan uang tiket Rp 100.000 (termurah) hingga Rp 300.000 (VIP) per orang. (PIN)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 Februari 2017, di halaman 26 dengan judul "Menapak Jalur Naga, Kapal Pinisi, hingga Karya Seni".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Megapolitan
Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Megapolitan
Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Megapolitan
Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Megapolitan
Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Megapolitan
Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film 'Lafran'

Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film "Lafran"

Megapolitan
Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Megapolitan
Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com