JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merasa bersyukur karena posisi air laut utara tak melebihi tinggi tanggul. Sehingga, lanjut dia, tak terjadi banjir rob di wilayah utara Jakarta.
"Ini hari mesti bersyukur, bersyukur kenapa? Karena posisi laut tidak lewati tanggul," kata pria yang akrab disapa Ahok itu, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (21/2/2017).
"Kalau posisi laut lewati tanggul, tidak bisa pompa, tidak bisa buka pembuangannya di Ancol, tenggelam 40 persen Jakarta," ucap Ahok.
Dengan demikian, lanjut dia, kunci penanggulangan banjir adalah normalisasi saluran air. Kemudian pembangunan banyak tanggul dan waduk untuk menampung air.
"Hujan terus mengguyur, tidak stop. Itu yang saya bilang, kalau kamu enggak mau normalisasi sungai atau tidak bikin tanggul, ya (airnya) meluap," kata Ahok.
(Baca: Hujan Deras, 54 Titik di Jakarta Terendam Banjir)
Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek pada Selasa (21/2/2017) pagi menyebabkan sejumlah wilayah terendam banjir. Setidaknya ada 54 wilayah di Ibu Kota yang terendam banjir.
"Ribuan rumah dan jalan terendam banjir dengan ketinggian bervariasi 10 -150 sentimeter. Terdapat 54 titik banjir dan genangan, yaitu di Jakarta Selatan (11 titik), Jakarta Timur (29 titik) dan Jakarta Utara (14 titik)," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Selasa.
Sutopo menjelaskan, banjir ini disebabkan oleh drainase yang tidak mampu menampung aliran air di permukaan. Selain itu, banjir juga disebabkan karena luapan dari sungai yang statusnya naik mulai dari siaga I hingga II.
(Baca: Jakarta Banjir, Ahok Singgung Pentingnya Normalisasi Sungai)