Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumarsono: Kapasitas Lift Harusnya 15 Orang, tapi Diisi 31 Orang

Kompas.com - 17/03/2017, 18:50 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan, penyebab lift anjlok di Blok M Square adalah karena kelebihan kapasitas. Sumarsono menjelaskan, rem penahan lift tersebut tidak kuat menahan beban. Hal itu menyebabkan turun perlahan sebelum menutup. 

"Kapasitas seharusnya 15 (orang), diisi sampai 31," kata Sumarsono di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (17/3/2017).

Sumarsono mengatakan, kemungkinan lift terlalu penuh karena saat itu banyak orang baru selesai salat Jumat dan kebetulan sedang ada calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang berkunjung ke Blok M Square.

 

Baca: Lift Anjlok di Blok M Square Diduga karena Kelebihan Muatan

"Pertama itu terjadi over capacity (kelebihan kapasitas) karena mungkin orang setelah Jumatan berbondong-bondong dan kebetulan pada saat itu ada event di dalam masjid. Ada paslon Pak Anies ikut sehingga mereka mungkin rebutan salaman mau ketemu," ujar Sumarsono 

Menurut Sumarsono, seharusnya orang yang berada di bagian lift paling depan segera keluar ketika lampu lift sudah menyala.

"Apalagi sudah gemuk, masuk ke situ, ya over capacity. Harusnya keluarlah salah satu yang paling di luar. Efeknya enggak kuat menahan, maka turunlah mereka ke bawah," ujar Sumarsono.

Baca: Ini Keterangan Saksi Mata Sebelum Insiden Lift Jatuh di Blok M Square

Sumarsono mengatakan, ada 24 orang yang menjadi korban dalam kejadian tersebut. Mereka mengalami luka-luka. Korban terparah mengalami patah tulang.

"Korbannya ada 24 kalau tidak salah, tapi ini ada yang parah patah tulang satu ya, yang 5 lagi patah tulang sedang dan lainnya luka-luka traumatik. Sebagian masih dirawat di RS Pertamina," ujar Sumarsono.

Kompas TV Diduga Kepenuhan, Lift di Blok M Square Jatuh dari Lantai 7

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com