Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Sandi, Saya Mohon Guru-guru dari SD, SMP, SMA, Jangan Kontrak Lagi"

Kompas.com - 06/05/2017, 21:46 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rukoyah, guru honorer salah satu SD negeri di Jakarta Selatan, menyampaikan keluhannya kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Sandiaga Uno.

Keluhan itu disampaikan saat Sandiaga mendatangi warga di Kelurahan Cipete Selatan, Jakarta Selatan, Sabtu (6/5/2017).

Kepada Sandiaga, Rukoyah mengeluhkan bahwa belum ada kepastian kapan ia dan beberapa guru honorer lainnya akan diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

Padahal, Rukoyah dan guru lainnya rata-rata telah menjadi guru honorer dan telah mengajar selama 15 tahun.

Kepada Sandiaga, Rukoyah meminta jika nantinya sudah dilantik dan menjabat, ia dan guru honorer lainnya diberikan kesempatan untuk bisa menjadi PNS.

"Saya guru SD, selama gubernur yang ada sekarang sistemnya ini guru kontrak. Ke depannya saya mohon guru-guru mulai dari SD, SMP, dan SMA, jangan ngontrak lagi. Saya mohon guru kontrak jadi PNS," ujar Rukoyah.

(Baca juga: Ahok Tak Mau Memasukkan KJP Plus dalam APBD-P 2017)

Warga Cipete lainnya juga menyampaikan keluhan terkait program Kartu Jakarta Pintar (KJP). Ia mengatakan, program KJP yang saat ini ada tidak bisa memfasilitasi pendidikan anaknya yang bersekolah di pondok pesantren luar Jakarta.

Ia mengatakan, biaya pendidikan di pondok pesantren itu cukup besar sehingga memerlukan bantuan dari pemerintah. Kepada Sandiaga, warga itu menanyakan solusi untuk permasalahannya.

"Anak saya sekolah di pondok (di luar Jakarta) enggak bisa dapat KJP, mohon bagaimana realisasi KJP plusnya Pak Sandi," ujar warga itu.

Sandiaga mengatakan, untuk masalah guru honorer, ia akan menampung dulu keluhan yang disampaikan Rukoyah.

(Baca juga: Sandiaga: Kalau KJP Plus untuk Beli "Make Up" Akan Kita Cabut)

Terkait masalah pendidikan di luar Jakarta, Sandiaga akan mengusahakan dalam program KJP Plus, siswa yang orangtuanya ber-KTP Jakarta bisa tetap mendapatkan program tersebut meski nantinya si anak bersekolah di luar Jakarta.

"Kami akan modifikasi (KJP plus), kami godok buat siklus berikutnya. Jadi bisa untuk bersekolah di pesantren dan madrasah, tetapi enggak bisa dipaksakan tahun ini karena dua bulan lagi masa pengajarnya habis," ujar Sandiaga.

"Ini yang akan dibicarakan tim. Kami usahakan 2018 dapat anggaran supaya bisa siswa bersekolah di pesantren dan madrasah di luar," kata dia. 

Kompas TV Anies-Sandi Bentuk Tim Sinkronisasi Pergantian Kepemimpinan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com