Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu THR Kabar Bohong

Kompas.com - 20/06/2017, 17:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah orangtua siswa penerima Kartu Jakarta Pintar termakan berita bohong adanya tunjangan hari raya. Tidak sedikit di antaranya yang berdatangan ke kantor kelurahan, berharap kabar itu benar adanya. Dinas Pendidikan DKI Jakarta memastikan tidak ada penyaluran dana THR melalui KJP dan bisa ditarik tunai.

"Dengan ini, dinas pendidikan menyatakan, hal itu tidak benar," ujar Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Susi Nurhati, Senin (19/6).

KJP tetap sesuai fungsi semula, yakni untuk memberikan bantuan biaya pendidikan bagi warga DKI Jakarta yang masuk kategori tidak mampu agar anak-anaknya minimal tamat SMA/SMK atas biaya penuh dana APBD secara nontunai.

Sesuai Peraturan Gubernur Nomor 174 Tahun 2015, yang direvisi melalui Pergub No 141/2016, pencairan dan penggunaan bantuan biaya pendidikan dengan KJP dengan cara nontunai.

"Sampai saat ini transaksi penggunaan dana KJP merupakan transaksi nontunai menggunakan mesin gesek (EDC)," ujar Susi.

Di Kelurahan Rawa Badak Selatan, warga yang penasaran akan adanya dana THR melalui KJP datang berduyun-duyun ke kantor kelurahan, berharap THR memang ada.

"Denger-denger ada THR di KJP. Mudah-mudahan besok (Selasa, 20/6) dapat," kata salah satu ibu yang turut datang ke kantor Kelurahan Rawa Badak Selatan, Eri (33), kemarin. Informasi yang ia dengar, THR sebesar Rp 1,5 juta jika penerima manfaat KJP adalah siswa SD. Satu dari tiga anaknya, Chelsea Alessya Marsen (11), naik ke kelas V SD.

Eri sudah memastikan nama anaknya masuk daftar penerima manfaat KJP. Namun, karena ada informasi orangtua lain, ia mencetak data anaknya di warung internet dengan membawa serta salinan kartu keluarga. Berbekal cetakan data itu, ia akan mendatangi Bank DKI, Selasa ini, guna memastikan ada-tidaknya THR di KJP.

Kemarin sore, halaman samping kantor Kelurahan Rawa Badak Selatan riuh, terutama oleh suara ibu-ibu. Mereka kebingungan mencari nama anak di daftar penerima manfaat KJP karena lembaran daftar itu sudah tercerai-berai. Sebelumnya, lembar-lembar daftar terikat jadi satu. Baru sore itu kantor kelurahan ramai karena urusan KJP.

Fera Eka Putri, misalnya, baru menemukan nama ketiga anaknya setelah menunggu satu jam. "Sudah acak-acakan daftarnya, dilihatin orang-orang," ujarnya.

Warung internet di sekitar kantor kelurahan pun terus didatangi orangtua yang mencetakkan data KJP anaknya. Hartono (64), pemilik Warnet Milli, mengatakan, sudah 50-an orangtua datang mencetak. Biaya mencetak Rp 3.000 per lembar.

Namun, Siti Rohimah (33) tak mau ikut-ikutan ke kelurahan. Ia menyadari kabar THR di KJP merupakan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Di luar persoalan kabar tidak benar soal THR di KJP, Eri dan Fera mengakui KJP sangat membantu kehidupan keluarga mereka. Ketiga anak Fera bisa lanjut sekolah karena KJP. Sehari-hari ia berjualan kue keliling.

Masuk rekening

Sebagai program strategis pemerintah membantu keluarga kurang mampu, bantuan biaya pendidikan KJP disalurkan ke rekening penerima KJP. Bantuan biaya itu dialokasikan per bulan dan dicairkan setiap tanggal 10 per bulan.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com