Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dulu Murid-murid ke Sekolah Bawa Golok..."

Kompas.com - 05/07/2017, 17:03 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Yayasan Harapan Salahudin, di Jalan Muara Baru, Jakarta Utara merupakan salah satu lembaga pendidikan swasta yang berdiri di sekitar kawasan miskin di Jakarta Utara.

Gedung sekolah yang telah berdiri sejak tahun 2000-an ini saat ini memiliki 397 murid. Jumlah itu terdiri dari 219 murid SD Dian Harapan, 94 murid SMP Cordova, dan 84 murid SMA Harapan Kasih.

Saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (5/7/2017), Tata Usaha sekolah, Ahmad meceritakan perjuangan para guru mendidik anak-anak di sekitar Muara Baru yang kebanyakan dari keluarga tidak mampu.

Mayoritas pekerjaan orangtua murid merupakan buruh serabutan, kuli, hingga nelayan. Ahmad telah bekerja di yayasan tersebut sejak sekolah itu berdiri.

Ia mengatakan, dulunya anak-anak kecil hingga remaja tidak ada satu pun yang mengenyam pendidikan.

Selain karena pola pikir orangtua, faktor biaya pendidikan yang mahal juga menjadi alasan orangtua enggan menyekolahkan anaknya.

Baca: Kurang Dana, Ruang Sekolah yang Terbakar Tahun Lalu Belum Diperbaiki

Ia ingat betul saat pertama kali sekolah beroperasi, cukup banyak anak-anak sekitar yang antusias untuk mendaftar.

Namun, pola pikir "jalanan" masih digunakan para murid. Beberapa kali para guru merazia senjata tajam yang dibawa para siswa ke sekolah. Ahmad menilai pola pikir tersebut saat itu masih melekat karena kondisi di wilayah itu.

"Wah dulu parah. (Murid) datang ke sekolah bawa golok. Katanya mau ngelindungi diri. Tapi sekarang tidak ada lagi yang seperti itu," ujar Ahmad.

Begitu juga mengenai SPP sekolah. Ahmad mengatakan, banyak juga murid yang sampai saat ini menunggak SPP selama berbulan-bulan.

Kompas.com/David Oliver Purba Setelah mengalami kebakaran pada September 2016, gedung sekolah lembaga pendidikan Yayasan Harapan Salahudin, di Jalan Muara Baru, Jakarta Utara masih belum selesai diperbaiki, Rabu (5/7/2017)
Adapun SPP yang dikenakan untuk jenjang pendidikan SD sebesar Rp 50.000, SMP Rp 100.000, dan SMA Rp 150.000 per bulan.

Ahmad menyampaikan, dikarenakan mayoritas siswa dari kelurga tidak mampu, pihak sekolah tidak memaksakan siswa untuk membayar biaya SPP.

"Mampu tidak mampu tetap ya kami terima, enggak ada paksaan. Jadi sepertinya SPP hanya formalitas aja itu mau dikasih atau enggak," uja Ahmad.

Baca: Gedung Sekolahnya Terbakar, Para Siswa Ujian di Dalam Tenda

"Bahkan ada yang pernah pindah, tapi karena dia enggak mampu di sekolah yang baru dia balik datang ke mari," ujar Ahmad.

Ahmad mengatakan, tunggakan SPP para siswa sering menyebabkan gaji para guru terlambat diberikan.

Namun, menurut Ahmad, para guru di sekolah tersebut telah memaklumi hal tersebut. Proses belajar mengajar masih tetap berlangsung seperti saat ini.

Materi pendidikan juga tak ada bedanya dengan sekolah negeri atau swasta lainya yang lebih mampu yang ada di Jakarta.

"Kadang terlambat dua bulan. Tapi enggak apa-apa. Semunya sudah maklum," ujar Ahmad.

Kini, sekolah tersebut masih berbenah pasca-kebakaran pada September 2016. Kebakaran 10 bulan lalu menghanguskan 8 ruangan.

Kebakaran itu sempat mempengaruhi proses belajar di sekolah tersebut. Hingga saat ini, baru enam ruangan yang selesai diperbaiki.

Adapun dua ruangan lagi masih belum mendapat sentuhan perbaikan karena tidak adanya biaya perbaikan.

Pihak yayasan mengaku telah mengajukan permohonan bantuan ke Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Namun, hingga saat ini permohonan itu tak kunjung dipenuhi.

Kompas TV Sekolah Tanpa Batas - Singkap
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Megapolitan
Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Megapolitan
4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

Megapolitan
Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Megapolitan
Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Megapolitan
Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Megapolitan
Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Megapolitan
Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Megapolitan
Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Megapolitan
Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya 'Ngikut'

Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya "Ngikut"

Megapolitan
Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Megapolitan
Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Megapolitan
HUT Jakarta, Warga Asyik Goyang Diiringi Orkes Dangdut di Monas

HUT Jakarta, Warga Asyik Goyang Diiringi Orkes Dangdut di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com