Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Salah Satu Penyebab Kemacetan di Jalan Ciledug Raya

Kompas.com - 13/07/2017, 23:33 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lalu lintas di Jalan Ciledug Raya pasca pembangunan jalan layang untuk Koridor 13 Transjakarta menjadi tersendat, khususnya pada sore hingga malam hari.

Dari arah Ciledug, kemacetan terjadi mulai dari Universitas Budi Luhur atau tepat di depan Halte Adam Malik, hingga Halte JORR W2. Hal ini dikarenakan lajur yang tadinya muat untuk dua mobil, menyempit jadi hanya bisa dilalui satu mobil.

Dari arah Blok M, kemacetan terjadi mulai dari persimpangan Jalan Sabar hingga Halte Adam Malik. Lebar lajur tidak rata, ada yang melebar dan menyempit.

Selama uji coba operasional Koridor 13, terpantau kemacetan ini juga menghambat laju bus Transjakarta untuk naik ke jalan layang.

Baca: Jalan Ciledug Raya di Wilayah Larangan Akan Dibuat Satu Arah

Beberapa ruas jalan menyempit karena masih ada bangunan milik warga yan masih belum selesai pembebasan lahannya.

Sebagian halaman pertokoan sudah menjadi jalan, namun pertokoan lain belum. Kepala Seksi UPT Pengadaan Jalan Dinas Bina Marga DKI Jakarta Fajar mengatakan, sebagian tanah dan bangunan milik warga memang belum dibebaskan.

"Kan ini berkaitan dengan pembebasan lahan, itu harus berhati-hati dalam proses berkasnya supaya tidak salah, saat ini masih berproses dengan BPN," kata Fajar kepada Kompas.com, Kamis sore.

Baca: Susur Koridor 13 Transjakarta, Dewan Transportasi Keluhkan Putaran Balik di Ciledug

Fajar mengatakan prioritas saat ini adalah membebaskan bidang lahan di bagian on dan off ramp (jalan masuk dan keluar).

Meski tidak semua bidang bisa dibebaskan sebelum Koridor 13 beroperasi pada 17 Agustus 2017, bidang yang kritis untuk laju kendaraan dipastikan selesai pembebasannya pekan depan.

"Untuk yang Budi Luhur dan Auto 2000 itu sudah pelepasan hak, tinggal pembayaran," ujar Fajar.

Kompas TV Hari Pertama Masuk Kantor, Jalanan Jakarta Kembali Macet
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com