Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Tambahan Upah, Sopir Truk Sampah di Depok Mogok Kerja

Kompas.com - 14/08/2017, 16:10 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Para sopir dan kernet truk sampah di Depok, Jawa Barat, menggelar aksi mogok kerja pada Senin (14/8/2017). Aksi itu ditandai dengan diparkirkannya truk-truk sampah di Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Cipayung, Depok, sepanjang hari ini.

Ada sekitar 120 unit truk sampah yang tidak beroperasi sejak Senin pagi hingga siang. Karena area parkir TPA Cipayung terbatas, truk yang mogok beroperasi itu juga diparkir di pinggir jalan menuju TPA.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) TPA Cipayung Iyay Gumelar mengatakan sejak pagi, hanya ada 1-2 truk yang beroperasi. Truk ini digunakan untuk mengangkut sampah dari tempat pembuangan sementara (TPS) yang ada di Jalan Margonda.

"Cuma yang di jalan protokol. Yang lainnya sama sekali enggak jalan," kata Iyay, saat ditemui Kompas.com, di TPA Cipayung.

(baca: Sopir Truk Sampah DKI Sebut Akan Ada TPST Baru di Gunung Putri)

Menurut Iyay, pada Senin pagi sebagian sopir dan kernet truk sampah sempat menggelar mogok kerja karena unjuk rasa di area TPA Cipayung.

Seorang pejabat dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok sempat menemui para sopir dan kernet. Namun Iyay mengaku tidak mengetahui hasil pertemuan tersebut.

"Mudah-mudahan besok udah pada narik lagi," ujar Iyay.

Saat ini, para sopir dan kernet truk sampah di Kota Depok diketahui dibayar dengan honor sekitar Rp 100.000 per hari untuk sopir dan Rp 90.000 untuk kernet. Besaran honor per bulan yang dibayarkan tergantung jumlah masuk kerja dalam sebulan.

Dalam sehari, setiap truk sampah harus beroperasi 1-2 kali mengangkut sampah. Menurut Iyay, para sopir dan kernet menuntut diberi tambahan honor untuk kelebihan rit dan waktu kerja yang berlangsung pada hari libur.

"Kan ada tuh yang sehari bisa tiga rit. Sama yang misalnya masuk pas Lebaran kan," ujar Iyay.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com