Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: Para Pendahulu Kita Tidak Hitung-hitungan Nyawa dan Harta

Kompas.com - 16/08/2017, 16:12 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat membuka kegiatan napak tilas proklamasi di Gedung Joang, Jakarta Pusat, Rabu (16/8/2017).

Dalam sambutannya, Djarot mengingatkan bahwa kemerdekaan tidak didapatkan secara gratis. Para pejuang mengorbankan tetesan darah hingga nyawa mereka untuk memerdekakan bangsa ini.

"Para pendahulu kita tidak hitung-hitungan nyawa mereka, harta mereka, dan pahlawan tidak hitung-hitungan apa yang mereka dapat setelah merdeka," ujar Djarot.

Hal tersebut terjadi karena para pejuang memiliki tiga nilai yang selalu terpatri dalam dada mereka. Ketiga nilai itu yakni kehendak, semangat, kerja nyata.

"Mereka (pejuang) punya kehendak. Apa kehendak cukup? Tidak, harus punya semangat. Itu belum cukup, harus punya kerja nyata untuk mewujudkan cita-cita dan semangat itu. Itu yang tidak bisa dilepaskan di dalam jiwa pendahulu kita," kata Djarot.

Baca: Perayaan HUT RI, dari Peresmian Simpang Susun Semanggi hingga Gebyar RPTRA

Oleh karena itu, lanjut Djarot, masyarakat juga harus memiliki tiga nilai tersebut dalam jiwa mereka untuk mensyukuri nikmat kemerdekaan. Sebab, perjuangan yang telah dilakukan para pahlawan-lah yang membuat masyarakat mencecap nikmatnya kemerdekaan saat ini.

"Mari kita bangga pada apa yang kita punya sekarang. Kita juga butuh tindakan nyata, mari kita wujudkan tiga nilai ini dalam dada kita, dalam tindak nyata kita," ucapnya.

Masyarakat juga harus turut serta mewujudkan keadilan di Indonesia. Djarot meminta warga berhenti saling mengolok-olok dan mulainya mengapresiasi hal-hal positif yang dimiliki orang lain.

Pada kegiatan hari ini, para peserta akan napak tilas ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jalan Imam Bonjol dan Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 atau dikenal dengan nama Tugu Proklamasi saat ini.

Baca: Acara Kebudayaan Dalam Rangkaian Perayaan HUT RI di Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com