Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taufik Sebut Waduk Pondok Ranggon 3 Berpotensi Jadi Buangan Sampah Warga

Kompas.com - 14/09/2018, 21:20 WIB
Nursita Sari,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mempertanyakan kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang membangun Waduk Pondok Ranggon 3, Jakarta Timur, di belakang rumah warga.

Menurut Taufik, waduk itu berpotensi dijadikan tempat pembuangan sampah, air kotor, hingga tinja.

"Waduk itu ada di belakang rumah orang. Kalau bangun dalam posisi begitu, maka waduk itu enggak ada artinya juga, pasti penduduk akan buang sampah dari belakang rumahnya ke waduk, buang air kotor, tinja," ujar Taufik, dalam rapat pembahasan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) 2018, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2018).

Baca juga: Waduk Pondok Ranggon Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Menurut Taufik, rumah-rumah warga yang menghalangi waduk itu seharusnya dibebaskan.

Dengan demikian, kawasan waduk langsung berada di pinggir jalan dan sekaligus bisa jadi tempat rekreasi warga.

"Saya minta trasenya dilebarin di situ sampai ke pinggir jalan, dibebasin saja, orang rumah itu ada di bawah kok," kata Taufik.

Baca juga: Taufik: Waduk Sunter Saja yang Mendingan, yang Lainnya Sulit Dinikmati

Sekretaris Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Rodia Renaningrum mengakui jalan menuju Waduk Pondok Ranggon 3 cukup sempit, yakni kurang dari 3 meter.

Namun, dia menyebut memang masih ada lahan di beberapa titik di kawasan waduk yang belum dibebaskan.

"Waduk Pondok Ranggon yang tadi dibilang Pak Taufik belum selesai, itu ternyata masih ada sisa (lahan) yang belum dibayar. Jangan-jangan yang dibilang Pak Taufik rumah warga itu, termasuk di dalamnya," ucap Rodia saat jeda rapat.

Baca juga: Harapan Warga soal Kelanjutan Waduk Rorotan

Dinas Sumber Daya Air, lanjut Rodia, menganggarkan Rp 26 miliar untuk pembebasan lahan di kawasan Pondok Ranggon 3.

Rodia menyampaikan, pembangunan Waduk Pondok Ranggon untuk pengendalian banjir akan diintegrasikan dengan tempat rekreasi dan olahraga.

"Nanti kami bikin yang terintegrasi. Ada jogging track-nya, ada untuk wisata masyarakat, ada pengolahan air limbah, kemudian air bakunya," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com