Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Korban Pendatang, Pemilik Hotel Diimbau Sosialisasikan soal Bencana Alam

Kompas.com - 25/12/2018, 13:24 WIB
Dean Pahrevi,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Tsunami Selat Sunda yang menerjang Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Banten, dan Lampung Selatan pada Sabtu (22/12/2018) banyak menelan korban yang merupakan pendatang atau tamu penginapan.

Dari acara family gathering PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat saja tercatat ada 41 peserta yang meninggal dunia.

Anggota Satlantas Polres Pandeglang Brigadir Aria mengatakan, banyaknya korban meninggal duni dari pendatang atau tamu penginapan disebabkan kurangnya sosialisasi dari pihak hotel terkait bencana alam.

Menurut Aria, seharusnya pihak hotel atau penginapan bisa memberikan sosialisasi terkait apa yang harus dilakukan tamu hotel jika ada bencana alam. seperti pengarahan soal jalur evakuasi dan lainnya.

Baca juga: 59 Mahasiswa UI Yang Jadi Korban Tsunami Banten Ditemukan Selamat

"Jalur evakuasi sudah disiapkan, yaitu jalur yang mengarah ke bukit atau tempat yang lebih tinggi dari pesisir pantai, mungkin jalur evakuasi itu banyak di setiap gang yang mengarah ke jalur pegunungan atau perbukitan bisa dilalui untuk jalur evakuasi," kata Aria kepada Kompas.com di lokasi evakuasi kendaraan, Senin (24/12/2018).

Adapun jalur evakuasi yang tersedia tersebut bisa dilalui oleh kendaraan roda dua. Jalur evakuasi berada di perbukitan sepanjang Pantai Carita. Pihak kepolisian pun mengimbau ke depannya agar pemilik hotel atau penginapan bisa memberikan sosialisasi kepada setiap tamu hotel soal evakuasi bencana alam dan lainnya.

"Mungkin kurang sosialisasi, ke depannya kepada pemilik hotel dan penginapan agar memberikan imbauan kepada tamu apabila ada peringatan untuk bencana bisa diarahkan untuk jalur evakuasinya mungkin bisa mengurangi korban jiwa, meminimalisir," ujar Aria.

Baca juga: Pemerintah Aceh Berikan Bantuan kepada Korban Tsunami Selat Sunda

Diketahui, Tim SAR gabungan mencatat sementara hingga Senin pukul 17.00 WIB, tercatat 373 orang meninggal dunia, 1.459 orang luka-luka, 128 orang hilang, dan 5.665 orang mengungsi.

Kerugian fisik akibat tsunami meliputi 681 unit rumah rusak, 69 unit hotel dan villa rusak, 420 unit perahu dan kapal rusak, 60 unit warung dan toko rusak, dan puluhan kendaraan rusak.

Evakuasi korban masih terus dilakukan satuan instansi Polri, TNI, dan pihak lainnya. Evakuasi kini mulai menyebar hingga wilayah yang belum terevakuasi seperti di daerah Tanjung Lesung, Kecamatan Sumur, dan lainnya.

Jenazah korban meninggal tsunami Selat Sunda tersebut merupakan hasil evakuasi tim pencari di sejumlah wilayah terdampak seperti Kecamatan Sumur, Tanjung Lesung, Panimbang, Labuan, Carita, Cinangka dan Pulau Sangiang.

Seluruh korban meninggal kini tidak lagi dikumpulkan ke puskesmas setempat, melainkan langsung dibawa ke RSUD Berkah Pandeglang dan RSUD dr Drajat Prawiranegara Kota Serang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com