Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Akan Dikirimi Surat perihal 100 Anak Rusun Marunda Terancam Tak Bersekolah

Kompas.com - 09/07/2019, 16:44 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara akan mengirim surat ke pemerintah guna mencari solusi 100 anak yang terancam gagal bersekolah di lokasi tersebut.

Ketua RW 10 Kelurahan Marunda Nasurullah Dompas mengatakan bahwa surat itu akan mereka tujukan kepada DPRD DKI Jakarta, Pemprov DKI Jakarta, Kementrian Pendidikan, hingga Presiden Joko Widodo.

Dompas mengungkap, permasalahan 100 anak yang terancam gagal bersekolah itu sudah coba mereka diskusikan dengan Suku Dinas Pendidikan Wilayan II Jakarta Utara.

Kala itu, pihak Sudin memberikan dua kemungkinan yang bisa didapatkan warga, yakni uji kesetaraan Paket A dan B, atau penambahan kelas di sekolah-sekolah yang ada di sekitar Rusunawa Marunda.

Baca juga: Banyak Pendaftar Tak Lolos PPDB Zonasi, Sekolah Ini Kekurangan Murid

"Kami memilih opsi kedua, penambahan kelas. Tapi harus ada Pergub (Peraturan Gubernur) karena kan mesti ada penambahan guru," kata Dompas saat ditemui di Rusunawa Marunda Selasa (9/7/2019)

Untuk itulah mereka mencoba mengirim surat kepada sejumlah jajaran pemerintahan agar solusi itu bisa terpenuhi.

Selain itu, kata Dompas, pemerintah diharapkan dapat memberi kebijakan khusus di Rusunawa Marunda karena dari 11.000 jiwa yang tinggal di sana, 80 persen penghuninya merupakan warga relokasi.

Mereka berharap sekolah-sekolah yang ada di sekitar Rusunawa Marunda, yakni SDN 02, 05,  Marunda, SMPN 290, dan SLBN 08 Marunda agar bisa menampung seluruh anak yang ada di Rusunawa Marunda.

"Kalau ke Gubernur Anies tidak ada solusi, paling tidak (berkirim surat) ke Presiden Jokowi, karena (relokasi) kan programnya dia," ucapnya.

Sebelumnya, sebanyak 100 anak yang tinggal di Rusunawa Marunda terancam gagal bersekolah tahun ini.

Jika dirinci, 100 orang itu terbagi atas 61 anak yang gagal masuk SD karena usia mereka di bawah 7 tahun, sementara 39 anak SMP terancam tak bersekolah karena nilai mereka tak mencukupi.

Sementara, tahun ajaran 2019/2020 akan dimulai pada Senin (15/7/2019) depan.

Baca juga: 100 Anak di Rusunawa Marunda Terancam Tak Bersekolah Tahun Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com