Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Ular Muncul Akibat Pelebaran Kali Pamulang, Dinas LH: Diselesaikan Warga Saja

Kompas.com - 06/11/2019, 14:33 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangerang Selatan mengaku tidak ada penanganan khusus terkait keberadaan ular yang sering muncul dalam proses pelebaran kali di Perumahan Pondok Benda Indah Jalan Bumi Raya, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel).

Sekretaris Dinas LH Tangsel Yepi Suherman mengatakan tidak adanya penanganan khusus dikarenakan keberadaan ular yang tidak dapat terdeteksi dengan mudah.

"Pertama ular tidak bisa dicegah gerak-geriknya. Karena itu langkah awal, mungkin dari masyarakat harus ada perapian lingkungan," kata Yepi saat ditemui di Rumah Sakit Umum (RSU) Tangsel, Rabu (6/11/2019).

Baca juga: Warga Keluhkan Ular yang Bermunculan Sejak Pelebaran Kali Pamulang

Menurut Yepi, perapian yang dimaksud yakni penataan pohon dan tanaman disinyalir menjadi tempat persembunyian ular harus sesuai dan rapi.

"Misal ada tanaman pohon bambu begitu ya minimal dirapihkan. Ya itu saja. Kami juga enggak ada gandeng pawang ular itu karena sifatnya (ular) enggak setiap hari saja muncul. Paling sebisa itu diselesaikan warga saja. Ditambah di Tangsel kan habitat ular itu masih banyak," kata dia.

Sebelumnya, proses pelebaran kali Perumahan Pondok Benda Indah Jalan Bumi Raya, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel) membuat warga ketakutan.

Hal tersebut karena seringnya warga menemukan ular disekitaran proyek pelebaran kali tersebut.

Baca juga: Satpam Tewas Digigit Ular Weling, Isap Darah adalah Kesalahan Besar

Salah satu warga setempat, Ami (46), menyebutkan sedikitnya sudah empat ular yang ditemukan pasca adanya pelebaran kali itu.

Terakhir, Ami menemukan ular berwarna hitam belang kuning hampir masuk ke dalam kontrakan yang ditempati.

"Saya enggak tahu jenisnya apa yang jelas warnanya hitam dan belang kuning. Ini sudah ular yang keempat ditemui," kata Ami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com