DEPOK, KOMPAS.com - Simpang Mampang di Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat banjir dengan kedalaman sekitar 30-40 cm sejak dini hari hingga Kamis (23/9/2021) siang.
Padahal, Depok tidak diguyur hujan seharian pada Rabu maupun Kamis kemarin.
"Meluap dari pukul 01.30 sampai sekarang baru bisa ditangani sedikit-sedikit. Kami kerja sama dengan PUPR Kota Depok," kata Komandan Pleton Operasional Pemadaman dan Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok, Merdy Setiawan, pada Kamis siang di lokasi.
"Sampah-sampah yang ada di sini menghalangi aliran Kali Licin. Ditambah dampak dari kejadian kemarin (angin puting beliung), banyak pohon tumbang dan aliran sungai dari Bogor meluap," lanjutnya.
Baca juga: Simpang Mampang Depok Banjir sejak Dini Hari padahal Tidak Diguyur Hujan
Banjir ini membuat kendaraan sulit melintas. Selain itu, aliran air di jalanan cukup deras sehingga membahayakannya para pemotor.
Selama melakukan penanganan, petugas menemukan banyak benda yang menyumbat aliran kali, mulai dari batang pohon berukuran besar hingga kasur.
Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono, secara khusus menyoroti masalah sampah di kali yang dianggapnya sebagai biang kerok banjir di Simpang Mampang.
"Sekarang terjadi banjir di Mampang karena ternyata warga masih membuang sampah ke badan air, ke sungai, sehingga menghambat di bawah jembatan," kata Imam ditemui Kompas.com di bilangan Kukusan, Kamis.
"Saya berharap masyarakat membantu dalam masalah sampah, jangan dibuang di saluran air," ujarnya.
Namun, bagi warga setempat maupun orang-orang yang rutin melintasi kawasan ini, banjir di Simpang Mampang merupakan fenomena yang hampir dianggap lazim saking seringnya terjadi.
Sudah bertahun-tahun banjir ini terjadi dan dianggap tidak sesederhana akibat warga membuang sampah ke kali.
Warga setempat sekaligus pengurus Dewan Kemakmuran Masjid Jami Al Istiqomah, Gandi, mengaku sudah menghadapi banjir sejak ia tinggal di kawasan ini pada 2010 silam.
"Bahkan kalau nggak hujan pun, dia sudah seperti ini, banjir," ujar Gandi ditemui di lokasi pada Kamis siang.
"Kali Licin memang sudah dangkal. Dulu pernah saya normalisasi tahun 2016 sepanjang dari madrasah sampai bendungan sana," kata dia.
Sampah-sampah ini banyak tersangkut di jembatan-jembatan yang melintang di atas kali.
"Banyak jembatan-jembatan yang milik pribadi yang tidak sesuai dengan standar," ia menambahkan.
Menurut Gandi, sedikitnya ada 5-6 RT yang kini kebanjiran, terbagi di RW 10 dan RW 6.
"RW 10 ada 2 RT, RW 6 hampir 4 RT yang terendam," kata dia.
Gandi berujar, Masjid Al Istiqomah pun amat terganggu dengan banjir yang rutin terjadi ini.
Ketika Kali Licin meluap, lumpur masuk ke area masjid lewat lubang pembuangan sehingga mengganggu wudhu para jemaat.
"Saya penginnya ada penanganan khusus ya," kata dia.
Baca juga: Simpang Mampang Sering Banjir, Wawalkot Depok: Karena Warga Masih Buang Sampah ke Kali
"Di musrenbang di tingkat kota cuma dibahas, bahasanya kan ini sudah tiap tahun nih jadi prioritas, tapi sampai sekarang belum ada langkah dari pemda bagaimana solusinya," ungkap Gandi.
Adit, warga Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, yang sehari-hari lewat kawasan ini dari Jalan Raya Sawangan, mengaku jengah.
"Genangan ini bukan yang pertama terjadi di Jalan Raya Sawangan, ini sudah jadi wajah baru buat di Jalan Raya Sawangan," ungkap Adit kepada Kompas.com pada Kamis.
"Upaya-upaya yang dilakukan rasanya nggak berhasil. Dari pemerintah juga upaya penanganan banjir di perempatan ini pun nggak kelihatan. Ini meresahkan masyarakat dan pengguna jalan karena alirannya sangat deras," tambah dia.
Adit meminta pemerintah menaruh perhatian pada banjir di Simpang Mampang. Ia berharap agar hal ini tak terjadi untuk tahun-tahun mendatang.
Apalagi, saban kena banjir, kawasan ini akan diseraki banyak sampah yang terbawa di Kali Licin. Sampah di Kali Licin banyak tersangkut di jembatan pula.
"Biasanya kalau banjir itu penanganannya lambat banget. Warga terlihat membersihkan sendiri sampah-sampahnya. Tolong tanggap, Pemerintah Kota Depok. Jangan cuma Margonda saja yang dibagusin. Ini enggak pernah selesai," kata Adit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.