Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Pertiketan Transportasi Publik Akan Diganti Jadi Kartu dan Aplikasi JakLingko

Kompas.com - 29/09/2021, 19:57 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem pertiketan pada transportasi publik terintergasi di Jabodetabek akan digantikan dengan kartu dan aplikasi JakLingko. Program tersebut ditargetkan akan berlaku mulai 2022.

Hal ini disampaikan Direktur Utama Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) Tuhiyat dalam peresmian Integrasi Transporasi Jabodetabek, di Stasiun Tebet, Rabu (29/9/2021).

"Saat ini PT JakLingko telah menghasilkan kartu dan aplikasi JakLingko yang telah diuji cobakan secara terbatas pada Agustus 2021 di KRL, MRT Jakarta, Transjakarta dan LRT Jakarta," ujar Tuhiyat dalam sambutannya.

Dia mengatakan setidaknya terdapat tiga fase kegiatan yang harus dilewati untuk mencapai mimpi integrasi sistem pertiketan tersebut.

Baca juga: Resmikan Integrasi Transportasi Jabodetabek, Anies: Bukti Kolaborasi Dikerjakan Serius dan Tuntas

"Pencanangan kartu dan aplikasi JakLingko tersebut menandai selesainya fase pertama dari tiga fase kegiatan," kata dia.

Fase kedua, lanjut dia, yakni menyelesaikan Mobility-as-a-Service (MaaS), layanan mobilitas tunggal yang dapat diakses sesuai permintaan yang ditargetkan selesai pada Maret 2022.

Sedangkan fase terakhir, yaitu menyelesaikan Account-Based Ticketing yang ditargetkan selesai pada Agustus 2022.

Baca juga: Penataan Kawasan Stasiun Tebet Diresmikan, Anies: Kolaborasi adalah Kunci

"Fase terakhir JakLingko adalah account base ticketing selesai Agustus 2022. maka selesainya project ini konektivitas ticketing di Jakarta sempurna," ujar Tuhiyat

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut sistem integrasi tarif transportasi nantinya akan memberikan pelayanan yang lebih nyaman bagi pengguna transportasi umum.

"Sistem ini bukan saja lebih nyaman tapi berkeadilan karena nanti jika sudah tuntas proses interagrasinya sistem ini memungkinkan ada price differential. Kita akan bisa memberikan harga yang berbeda untuk penumpang yang berbeda," kata Anies di acara yang sama.

Baca juga: Penataan Stasiun Sudirman Tak Pakai Uang Negara

Menurut Anies, perbedaan tarif yang diberikan kepada pelanggan yang berbeda ini telah banyak diterapkan di negara-negara maju dan kota modern lainnya.

Perbedaan tarif ini dapat diberlakukan kepada penumpang golongan tertentu seperti orang-orang yang telah berjasa yakni veteran hingga pensiunan guru. Atau juga pada golongan penumpang seperti pelajar.

"Jadi public transport bukan sekedar mudah untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain, tapi juga memberikan simbol penghargaan kita ini pada orang yang telah berjasa pada kota ini," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com