TANGERANG, KOMPAS.com - Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang mengisolasi 12 sapi di wilayah tersebut yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).
Untuk diketahui, sebanyak 12 sapi itu berada di sebuah peternakan di Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang.
Kepala DKP Kota Tangerang Abduh Surahman mengatakan, belasan sapi itu tidak boleh dijual selama belum sembuh dari PMK.
"Sapinya yang kita isolasi. Sapi di situ tidak boleh keluar sepanjang belum sembuh (dari PMK)," ucapnya pada awak media, Jumat (10/6/2022).
Baca juga: 13 Sapi di Kota Tangerang yang Terjangkit PMK Disebut Didatangkan dari Jawa Timur
Menurut dia, belasan sapi itu bakal diisolasi hingga 12 hari ke depan. Sejumlah hewan herbivora tersebut diisolasi di peternakannya di Cipondoh.
Di sisi lain, sang peternak tetap diizinkan menjual ternaknya yang lain yang tak terjangkit PMK.
"Sisa 12 hari (masa isolasi). Tapi sapi yang lain di peternakam itu masih boleh dijual," ujarnya.
Sementara itu, Abduh menegaskan bahwa pemilik ternak sapi yang terjangkit PMK harus membersihkan diri terlebih dahulu saat hendak bepergian.
Hal itu dilakukan untuk meminimalisir penularan PMK.
Baca juga: Cegah PMK, Pedagang Hewan Kurban di Tangsel Harus Penuhi Dua Syarat
"Peternaknya itu yang penting kalau mau ke mana-mana harus wajib steril, pakaiannya, dan segala macamnya," sebutnya.
Abduh sebelumnya berujar, belasan sapi itu diketahui terjangkit PMK saat sang peternak melapor ke pemerintah setempat.
Saat dilakukan survei, dinyatakan bahwa 13 sapi di sana terjangkit PMK.
"Ada laporan masuk dari salah satu peternak bahwa sapinya memiliki ciri yang sama sudah terkena PMK. Kemudian kita lakukan survei dan memang ada 13 sapi (terjangkit PMK)," paparnya.
Terkini, ia melanjutkan, satu sapi dari 13 hewan yang terkena PMK sudah dinyatakan sembuh.
Sementara itu, sebanyak 12 sapi lain masih dalam perawatan.
DKP Kota Tangerang, sambung Abduh, telah mengirimkan vitamin-vitamin kepada peternak di wilayah itu agar sapi ternaknya terhindari dari PMK.
"Kemudian kita undang semua peternak, lalu kita kirim vitamin-vitamin dan obat kepada mereka," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.