Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapi Isu Pejabat Pemprov DKI Terbelah 2 Kubu, Wagub: Tidak Ada Sekda Bayangan

Kompas.com - 23/08/2022, 20:25 WIB
Sania Mashabi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membantah ada sekretaris daerah (sekda) bayangan di Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Hal ini ia katakan merespons tudingan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi terkait pejabat Pemprov DKI terpecah menjadi dua kubu dan ada sekda bayangan yang berkuasa di Pemprov DKI Jakarta, yakni Asisten Pemerintahan Setda DKI Sigit Wijatmoko.

"Enggak ada sekda bayangan, sekda ya satu, sekarang ada Pak Marullah," kata Riza di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Baca juga: Ketua DPRD Sebut Pejabat Pemprov DKI Jakarta Terpecah Jadi 2 Kubu

Riza menjelaskan, selama ini dia dan Gubernur DKI Anies Baswedan selalu memberikan tugas sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing pejabat.

Oleh karena itu, Riza tidak berpikir saat ini ada pejabat yang bertindak seolah sekda DKI Jakarta.

"Kalau ada pandangan, pendapat, silakan dicek, sejauh ini kami memberi tugas sesuai dengan tupoksinya," ujar dia.

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi sebelumnya menilai, pejabat Pemprov DKI Jakarta saat ini terpecah ke dalam dua kubu.

Baca juga: Pemprov DKI Berupaya Atasi Kawasan Padat Penduduk melalui Pembangunan Rusun

Prasetyo mengungkapkan hal tersebut saat memberikan sambutan dalam diskusi publik bertajuk "Apa yang Sepatutnya Dikerjakan 2 Tahun Penjabat Gubernur DKI Jakarta 2022-2024?" yang digelar Faksi PDI-P DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI, Senin (22/8/2022).

Prasetyo menuturkan, pejabat Pemprov DKI Jakarta terbelah menjadi kubu lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dan non-IPDN atau umum.

"Sekarang ada satu dilematis di pemerintahan eksekutif (Pemprov DKI), sudah punya geng-geng ini, yaitu geng STPDN (kini IPDN) dan geng umum," tutur Prasetyo.

Politisi PDI-P tersebut menjelaskan, kubu pejabat yang bukan lulusan IPDN dikepalai oleh Sekda DKI Jakarta Marullah Matali.

Sementara itu, kubu pejabat lulusan IPDN dikepalai Asisten Pemerintahan Setda DKI Jakarta Sigit Wijatmoko, yang memang lulusan IPDN.

Baca juga: Ada Usulan Pengaturan Jam Masuk Kerja untuk Urai Kemacetan Jakarta, Wagub: Masih Kami Bahas

Menurut Prasetyo, Sigit terlihat tak menghargai Marullah. Padahal, jabatan Sigit secara struktural berada di bawah Marullah.

Prasetyo khawatir terbelahnya para pejabat berdampak pada kinerja Pemprov DKI Jakarta.

"Sekarang, sekdanya (Marullah Matali) enggak dihargai oleh asisten (Sigit)," ungkap Prasetyo.

"Ini seperti ada sekda bayangan, namanya Sigit. (Marullah) kalah begini (dari Sigit), bagaimana (lembaga eksekutif) mau jalan? Ini istilahnya pemerintahan?" sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com