Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPRD Sebut Pejabat Pemprov DKI Jakarta Terpecah Jadi 2 Kubu

Kompas.com - 22/08/2022, 20:23 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menilai, pejabat Pemprov DKI Jakarta saat ini terpecah ke dalam dua kubu.

Prasetyo mengungkapkan hal tersebut saat memberikan sambutan dalam diskusi publik bertajuk "Apa yang Sepatutnya Dikerjakan 2 Tahun Penjabat Gubernur DKI Jakarta 2022-2024?" yang digelar Faksi PDI-P DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI, Senin (22/8/2022).

Prasetyo menuturkan, pejabat Pemprov DKI Jakarta terbelah menjadi kubu lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dan non-IPDN atau umum.

"Sekarang ada satu dilematis di pemerintahan eksekutif (Pemprov DKI), sudah punya geng-geng ini, yaitu geng STPDN (kini IPDN) dan geng umum," tutur Prasetyo.

Baca juga: Kerap Ganti Istilah Program, Anies Dapat Julukan Bapak Perubahan Nama

Politisi PDI-P tersebut menjelaskan, kubu pejabat yang bukan lulusan IPDN dikepalai oleh Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Marullah Matali.

Sementara itu, kubu pejabat lulusan IPDN dikepalai Asisten Pemerintahan Setda DKI Jakarta Sigit Wijatmoko, yang memang lulusan IPDN.

Menurut Prasetyo, Sigit terlihat tak menghargai Marullah. Padahal, jabatan Sigit secara struktural berada di bawah Marullah.

Prasetyo khawatir terbelahnya para pejabat berdampak pada kinerja Pemprov DKI Jakarta.

"Sekarang, sekdanya (Marullah Matali) enggak dihargai oleh asisten (Sigit)," ungkap Prasetyo.

"Ini seperti ada sekda bayangan, namanya Sigit. (Marullah) kalah begini (dari Sigit), bagaimana (lembaga eksekutif) mau jalan? Ini istilahnya pemerintahan?" sambung dia.

Baca juga: CSIS Ungkap 10 Nama yang Dinilai Cocok Jadi Gubernur DKI Jakarta, mulai Riza Patria hingga Risma

Prasetyo menegaskan, Sigit sudah seharusnya mematuhi Marullah, jika dilihat dari jabatan masing-masing.

Sekda DKI Jakarta, imbuh Prasetyo, juga sejatinya merupakan pejabat yang mengatur aparatur sipil negara (ASN) di bawahnya.

"Di bawah gubernur, pangkat paling tinggi yang mengelola ASN adalah sekda. Ini pemerintah daerah," ujar dia.

Dikonfirmasi secara terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berujar bahwa informasi berkait terpecahnya pejabat DKI Jakarta merupakan masukan bagi lembaga eksekutif.

"Informasi-informasi dari Pak Ketua (Prasetyo) jadi masukan bagi kami," ujar Riza, Senin.

Baca juga: Airin Sempat Ingin Maju Pilkada DKI: Mantan Wali Kota Kan Biasanya Jadi Gubernur, tapi...

Di sisi lain, Riza menilai bahwa bawahan-bawahannya bisa saling menjaga kerja sama.

Menurut Riza, tiap pejabat Pemprov DKI pun sudah mengemban tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

"Sejauh ini di Pemprov DKI Jakarta terus bisa bekerja sama di bawah pimpinan Pak Gubernur dan saya tentunya, bersama sekda dan jajaran," ujar Riza.

"Kami bersinergi positif menuntaskan tugas-tugas yang tinggal dua bulan ke depan (sebelum Anies-Riza lengser)," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com