Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halte Transjakarta Bundaran HI yang Mencuri Perhatian di Tengah Gelombang Desakan Penghentian Proyek

Kompas.com - 10/10/2022, 06:46 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek revitalisasi Halte Transjakarta Tosari-Bundaran Hotel Indonesia (HI) oleh PT Transjakarta masih menuai polemik di publik.

Halte tersebut kritik lantaran model arsitekturnya dinilai menutup pandangan ke Patung Selamat Datang.

Namun, revitalisasi halte ini sementara berjalan terus meski menuai kritik. Pemprov DKI beralasan desain halte Tosari-Bundaran HI itu telah dirancang jauh-jauh hari.

Di tengah polemik, warga Ibu Kota justru bebondong-bondong datang ke halte yang belum sepenuhnya rampung itu. Satu per satu mereka antre berfoto di halte demi dapat latar belakang Patung Selamat Datang.

Baca juga: Kisah Monumen Buah Karya Wakil Gubernur DKI, Kini Kembali Populer Karena Revitalisasi Halte Bundaran HI

Jadi Spot Foto Menarik

Masyarakat berbondong-bondong ke Halte Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, untuk mengabadikan momen foto dengan berlatar belakang Monumen Selamat Datang.

Warga bernama Yuni (24) mengaku datang ke HI untuk berswafoto setelah berolahraga pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau car free day di kawasan Bundaran HI.

"Untuk spot fotonya itu lebih bagus. Karena kan di sini banyak bangunan-bangunan tinggi, jadi kalau di lantai bawah (halte) itu kurang bagus. Tapi begitu naik ke lantai atas, fotonya jadi lebih bagus," kata Yuni, Minggu (9/10/2022).

Kendati demikian, Yuni harus berhati-hati ketika memasuki sejumlah sisi di halte tersebut, sebab sampai saat ini proses revitalisasi belum sepenuhnya rampung.

Warga bernama Agus mengatakan, desain Halte Bundaran yang menarik dapat memikat para pengunjung untuk melakukan swafoto di halte yang belum resmi beroperasi itu.

Baca juga: Kala Warga ke Halte Bundaran HI Hanya untuk Foto Berlatar Patung Selamat Datang...

"Menurut saya ini bagus sih jadi bisa ada spot foto baru," kata Agus.

Pengunjung lainnya yang bernama Dini juga mengungkapkan bangunan baru halte tersebut dapat menarik masyarakat untuk berswafoto di lantai dua halte tersebut.

Gelombang Kritik Akibat Halangi Visual Bundaran HI

PT Transportasi Jakarta melakukan pembangunan atau revitalisasi Halte Transjakarta Tosari-Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, yang ditargetkan akan rampung pada akhir tahun 2022.kompas.com/REZA AGUSTIAN PT Transportasi Jakarta melakukan pembangunan atau revitalisasi Halte Transjakarta Tosari-Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, yang ditargetkan akan rampung pada akhir tahun 2022.

Ketua Tim Sidang Pemugaran (TSP) DKI Jakarta Boy Bhirawa mengatakan, revitalisasi halte transjakarta di Bundaran Hotel Indonesia (HI) berpotensi melanggar Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Boy menilai, desain final halte tersebut nantinya akan menghalangi visual Monumen Selamat Datang yang berstatus obyek diduga cagar budaya (ODCB).

"Betul, betul (berpotensi) melanggar UU (Cagar Budaya)," ujar Boy, Jumat (30/9/2022).

Dalam Pasal 55 UU Cagar Budaya disebutkan, setiap orang dilarang dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi, atau menggagalkan upaya pelestarian cagar budaya.

Sejarawan JJ Rizal meminta Yana segera merespons soal desakan penghentian revitalisasi Halte Bundaran Hotel-Tosari yang berpotensi melanggar aturan dan mengusik kawasan cagar budaya.

Baca juga: Belum Resmi Beroperasi, Warga Antre Foto-foto di Halte Bundaran HI Berlatar Patung Selamat Datang

"Gue tunggu jawaban direkturnya Transjakarta soal ini. Jangan pengecut," ujar Rizal, saat dihubungi, Jumat (30/9/2022).

Menurut Rizal, PT Transjakarta harus mengubah desain Halte Bundaran HI karena bisa mengganggu kawasan Monumen Selamat Datang.

"Jadi, bangunannya (Halte Bundaran HI) itu harus merunduk begitu, bukan malah menggembungkan diri, membusungkan, seolah-olah lebih mewah dari situs sejarah itu (Bundaran HI)," kata Rizal.

Revitalisasi Jalan Terus

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebutkan, revitalisasi Halte Transjakarta Tosari-Bundaran HI, Jakarta Pusat, sementara berjalan terus meski menuai kritik.

"Sementara program jalan terus. Tetapi nanti saya akan tanyakan lagi detailnya ke PT Transjakarta sejauh mana prosesnya, apa masalahnya, kekurangannya apa, nanti sama-sama kami sempurnakan," kata Riza di Balai Kota DKI, Senin (3/10/2022) petang.

Baca juga: Benarkah Halte Tranjakarta Bundaran HI Halangi Pandangan ke Patung Selamat Datang?

Riza menambahkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama PT Transjakarta juga akan menerangkan ke publik soal desain halte yang dianggap menghalangi Patung Selamat Datang itu.

"Kami perbaiki bagaimana menjelaskan ke publik tentang persepsi atau dugaan yang dianggap menghalangi itu," ujar Riza.

Riza menyebutkan bahwa desain halte Tosari-Bundaran HI itu telah dirancang jauh-jauh hari. Ia berjanji akan mengecek apa saja yang menjadi pemicu kritik di publik.

(Penulis : Nirmala Maulana Achmad, Muhammad Naufal, Reza Agustian | Editor : Jessi Carina, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Kristian Erdianto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com