Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Korban Sandera Ayah Kandung, Dapat Pendampingan Psikologis hingga Dibantu Cari Sang Ibu...

Kompas.com - 13/01/2023, 10:47 WIB
M Chaerul Halim,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Nasib bocah berinisial R (3), seorang balita perempuan yang disandera ayah kandung berinisial YW (42), hingga kini belum dipertemukan dengan ibu kandungnya.

Pasalnya, semenjak ibu kandung R bercerai dengan YW, korban selalu diasuh oleh ayah kandungnya seorang diri.

Begitu juga saat penyanderaan terjadi di kediamannya, RT 004 RW 024, Sukamaju, Cilodong, Depok pada Selasa (10/1/2023), ibu kandung R tak ada di sana.

Hingga kini pun, keberadaan ibu kandung R belum diketahui, sehingga R diasuh oleh keluarga ayah kandungnya, YW.

Diasuh oleh keluarga pelaku

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Metro Depok AKBP Yogen Heroes Baruno mengatakan, pengasuhan R kepada pihak keluarga pelaku merupakan keputusan keluarga YW, mengingat ibu kandung R belum diketahui keberadaannya.

"Dari pihak keluarga menyatakan untuk membawa anaknya," kata Kasat Reskrim Polres Metro Depok AKBP Yogen Heroes Baruno kepada wartawan, Kamis (12/1/2023).

Yogen berujar, Polres Metro Depok dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok sebenarnya sudah berkoordinasi dengan Lembaga Sentra Handayani untuk mengasesmen R.

Baca juga: Kasus Ayah Kandung Sandera Anak Balitanya di Depok, Pelaku Dikenal Sering Bikin Onar

Sebagai informasi, Lembaga Sentra Handayani merupakan lembaga yang fokus untuk menampung anak-anak korban kekerasan.

Akan tetapi, pihak keluarga YW tetap ingin merawat R sembari mempertimbangkan kesediaan untuk menyerahkan R kepada lembaga tersebut.

"Pihak keluarga YW akan berembuk, apakah memang anak ini akan diberikan ke penampungan Sentra Handayani untuk diasesmen lebih lanjut terkait apa saja yang menjadi kebutuhan sang anak, baik psikis maupun fisiknya," ujar Yogen.

Kendati demikian, kata Yogen, DP3AP2KB Kota Depok tetap memonitor kondisi R agar tak mengalami trauma berkepanjangan.

Diberi pendampingan psikologis

Sementara itu, DP3AP2KB Kota Depok memberikan pendampingan psikologis terhadap R yang menjadi korban penyanderaan ayah kandungnya, YW (42).

Kepala DP3AP2KB Kota Depok Nessi Annisa Handari mengatakan, pendampingan diberikan untuk memulihkan rasa trauma pada R agar tak berkepanjangan.

"Kami akan melakukan pendampingan psikologis terhadap anak ini sehingga mudah-mudahan kejadian itu tidak menimbulkan trauma yang berkepanjangan," kata Nessi.

Baca juga: Dinas DP3AP2KB Depok Beri Pendampingan Psikologis Bocah Korban Sandera Ayah Kandung

Selain itu, tim DP3AP2KB akan menggali informasi mengenai kekerasan yang dialami korban sebelum adanya peristiwa penyanderaan.

"Mudah-mudahan tidak pernah menerima kekerasan sebelumnya dari orangtua sendiri," kata Nessi.

Sejauh ini, Nessi mengaku belum bisa menjelaskan secara rinci kondisi korban. Sebab, R sedang diasuh keluarga dari ayah kandungnya, YM.

"Kondisi saat ini, belum bisa gambarkan secara detail ya, karena kami langsung amankan ke rumah keluarganya," kata Nessi.

Pemkot Depok Cari ibu kandungnya

Selain memberikan pendampingan psikologis, Pemkot Depok melalui DP3AP2KB Kota Depok juga tengah mencari keberadaan Ibu Kandung R itu.

Sebab, sosok ibu kandung sangat penting dalam mengurus seorang anak.

Nessi mengungkapkan, untuk sementara ini, korban diasuh oleh keluarga dari ayah kandungnya, YW.

"(Pengasuhan) kepada keluarganya, sementara kan ibunya belum ketemu, makanya kami lagi mencoba mencarikan ibunya," kata Nessi.

Baca juga: Ayah yang Sandera Anak Kandung di Cilodong Depok Diperiksa Kejiwaannya

Nessi mengungkapkan, alasan korban tak diasuh di rumah aman yang dikelola Pemerintah Kota Depok karena masih ada sosok keluarga yang dapat mengasuhnya.

Akan tetapi, kata Nessi, alangkah baiknya korban diasuh oleh ibu kandungnya sendiri.

"Karena anak paling baik itu sebenarnya diasuh oleh ibunya, jadi bukan ke panti asuhan. Kami cari keluarganya yang bisa memberikan pengamanan yang lebih baik," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com