JAKARTA, KOMPAS.com - Muhammad Syairuddin (54) masih tidak percaya atas insiden kebakaran yang menimpa kediaman pribadinya di Jalan Tanah Merah Bawah, Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) lalu.
Syairuddin mengaku seluruh harta bendanya habis dilalap 'si jago merah' tanpa tersisa sedikit pun.
Pria asal Madura yang sehari-harinya berjualan kusen itu mengatakan bahwa kerugian yang dialaminya menyentuh angka ratusan juta.
"Rumah tingkat dua, sejumlah kendaraan roda dua, pakaian pribadi, perhiasan, hingga uang cash tidak ada yang selamat," kata Syairuddin pada Minggu (5/3/2023).
"Saya sehari-harinya berjualan kusen pintu. Habis itu semua ratusan pintu. Maaf ini bukannya sombong, di luar bangunan, kerugian saya ratusan juta. Belum duit dan perhiasan yang kebakar, itu belum terhitung," tambah dia dengan nada lirih.
Baca juga: Jasad Ibu-Anak Ditemukan Berpelukan Usai Kebakaran Plumpang, Kini Jenazah Ibu Masih di RS Polri
Untungnya saat itu tidak ada pembeli yang memesan barang kepada Syairuddin.
Setidaknya ia dapat bernapas sedikit lebih lega karena tidak memiliki tanggungan di kemudian hari.
"Untungnya saat itu sedang tidak ada orderan. Kalau ada orderan saya tidak tahu harus bagaimana," ungkap Syairuddin.
Kebakaran hebat yang terjadi di Depo Pertamina Plumpang memang menyisakan banyak tangis dan penyesalan.
Setidaknya ada 19 korban meninggal dunia dan 49 korban mengalami luka-luka akibat kebakaran yang pertama kali muncul sekitar pukul 20.11 WIB tersebut.
Syairuddin yang saat itu tengah menghabiskan waktunya untuk berleha-leha menuturkan bahwa api menyambar rumahnya dengan cepat.
Baca juga: Riandika, Bocah 11 Tahun di Tanah Merah yang Hilang sejak Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
Ia melihat api tersebut berjalan dari satu rumah ke rumah lainnya bagaikan adegan di dalam film laga.
Awalnya api memang menyambar satu titik rumah di luar pagar pembatas Depo Pertamina saja, tetapi api tersebut tiba-tiba menjalar ke titik lainnya karena angin berhembus kencang.
"Mulanya tercium bau bensin yang amat menyengat dan cuaca di luar sangat berkabut. Saya sebenarnya sudah curiga, saya mau langsung nyelamatin barang berharga saya waktu itu, tapi untungnya ditarik sama salah satu tetangga," ujar Syairuddin.
"Dia bilang, 'Ayo Mas kita ngungsi dulu, jangan pulang ke rumah, bahaya'. Benar saja, untung saya ditarik, karena saya seketika pusing karena nggak kuat sama baunya. Hidung sampai ditutup dan saya lari sampai ke Kelapa Gading. Kalau nggak ditarik, enggak tahu deh nyawa saya gimana," tambah dia.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.