Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuasa Hukum D: Permohonan Maaf Orangtua Mario Dandy Tak Sebanding dengan Penderitaan Korban

Kompas.com - 03/04/2023, 19:24 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum D (17), Mellisa Anggraini, menilai permohonan maaf yang diutarakan orangtua pelaku penganiayaan D, Mario Dandy Satrio (20), tidak memberikan dampak apa pun.

"Terkait dengan permohonan maaf atau keterangan dari keluarganya MDS (Mario) di media, kami tidak melihat itu sebanding dengan apa yang dialami oleh anak korban," ujar Mellisa di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (3/4/2023).

Baca juga: Ayah D Ungkap Parahnya Kondisi D Usai Dianiaya Mario Dandy: “Otaknya Berputar dan Saraf Putus Semua”

Mellisa justru menuding tangisan yang ditunjukkan keluarga Mario tidak tulus dari hati yang terdalam.

Permintaan maaf itu, kata Mellisa, hanya untuk menangisi nasib yang mereka alami saat ini dan bukan untuk D.

"Menangisnya orangtua Mario itu bukan karena perbuatan siapa-siapa, tapi karena perbuatan mereka sendiri. Menangisnya keluarga mereka itu terkait dengan untuk dirinya sendiri, untuk keluarganya sendiri," beber Mellisa.

Sementara tangisan D merupakan bukti kesakitan yang luar biasa.

Kesakitan yang timbul usai dianiaya oleh Mario dan mengakibatkan trauma mendalam.

Baca juga: Ingat Detik-detik D Usai Dianiaya Mario, Jonathan: Anak Saya Seperti Orang Meninggal, tapi Masih Bernapas

D bahkan hampir menangis setiap hari sejak terbangun dari tidur panjangnya atau koma.

Tangisan D bahkan sesekali membuat suaranya menghilang karena ada lubang trakeostomi di lehernya.

"Kalau kami melihat orangtua Mario hanya menangis saat dimintai keterangan media, anak korban D sudah menangis dan berteriak sejak hari dia mulai sadar dari koma. Sampai kemarin dia juga masih menangis," ungkap Mellisa.

Oleh karena itu, tangisan-tangisan yang ditujukan keluarga Mario tidak akan mengubah apa pun, termasuk dalam persidangan.

Mellisa mengatakan, keluarga D telah mengambil sikap untuk terus maju dan tidak akan memaafkan para pelaku.

Baca juga: Imbas Dianiaya sampai Koma, D Korban Mario Dandy Terancam Tidak Bisa Sekolah Lagi

"Buat kami permohonan maaf ya silakan mereka lakukan, mereka ajukan, silakan, tetapi kami juga sudah punya sikap, tidak akan memaafkan pelaku," imbuh Mellisa.

Sebagai informasi, Mario adalah anak pejabat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan RI, Rafael Alun Trisambodo, yang menganiaya korban D pada 20 Februari 2023 di Kompleks Green Permata, Pesanggrahan, Jakarta Selatan

Mario marah karena mendengar kabar dari saksi bernama Amanda yang menyebut AG kekasihnya mendapat perlakuan tidak baik dari korban. Mario lalu menceritakan hal itu kepada temannya, Shane Lukas (19).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com