JAKARTA, KOMPAS.com - Nanang (60) sudah bekerja sebagai sopir bus di PO Lana Jaya selama 25 tahun.
Sepanjang kariernya, Nanang sudah mengangkut ribuan penumpang dari Sukabumi menuju Kampung Rambutan pergi-pulang (PP).
Ada beragam jenis manusia yang telah ia temui, termasuk mereka yang kelakuannya bikin Nanang geleng-geleng kepala.
"Cerita penumpang yang bikin saya geleng-geleng sejauh ini, kan saya nyari penumpang susah. Dibawa ngetem lama, kadang penumpang yang udah ada di bus merasa jengkel," ucap dia di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (16/4/2023).
Lantaran tidak sabar, sejumlah penumpang kerap mengeluhkan lamanya waktu ngetem dari bus yang Nanang kendarai.
Terkadang, para penumpang yang tidak sabaran itu tidak mengomel, tetapi langsung turun dari bus.
Meski merasa kesal dengan kelakuan para penumpang itu, Nanang memaklumi karena tidak semua penumpang memahami bahwa ia harus mengejar setoran.
Cara Nanang menggaet penumpang adalah dengan mengetem di Terminal Kampung Rambutan selama 50 menit, lalu menuju Pasar Rebo dan mengetem selama 1 jam.
Jika sudah mengetem di dua tempat itu, tetapi tidak ada penumpang untuk diangkut ke Sukabumi, Nanang akan kembali ke Terminal Kampung Rambutan.
"Kalau enggak ada ya balik lagi ke terminal. Menginap nunggu besok," ucap dia.
"Kalau ada penumpang, misal 40 orang dari Terminal Kampung Rambutan, udah bisa langsung jalan (tanpa ngetem di Pasar Rebo)," jelas Nanang.
"Kalau ini, di Pasar Rebo ada satu jam nunggu kalau di Kampung Rambutan tidak ada atau cuma sedikit penumpang," sambung dia.
Ongkos kurang
Tingkah laku lainnya dari penumpang yang membuat Nanang geleng-geleng kepala adalah saat mereka pura-pura tidak punya uang pas.
Terkadang, mereka memberikan ongkos yang kurang dan berdalih tidak punya uang lagi.
"Saya tagih, bilangnya enggak ada dan udah biasa (naik tapi bayar separuh harga). Saya bilang, ya kalau di sini enggak biasa kayak begitu. Modusnya pura-pura bawa uang kurang gitu lah," ungkap Nanang.
Baca juga: Cerita Sopir Bus Hadapi Pedagang dan Pengamen yang Memaksa Minta Duit ke Penumpang
Umumnya, modus tersebut dilakukan oleh penumpang yang mengaku kecopetan.
Namun, ada kalanya mereka benar-benar kekurangan ongkos karena kecopetan. Biasanya, mereka turut membawa surat kehilangan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.