Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Sekolah di Bawah Tol Cawang-Pluit, Warga: Muridnya Anak Kolong

Kompas.com - 23/06/2023, 13:04 WIB
Zintan Prihatini,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekolah Pondok Domba Kolong, demikian nama yang tertulis pada bangunan di bawah kolong Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit Kilometer 17, Jelambar Baru, Jakarta Barat.

Sekolah Pondok Domba berada di antara hunian tak laik milik warga, yang dibangun di kolong jalan tol.

Berdasarkan pantauan di lokasi, tembok sekolah dicat dengan berbagai karakter hewan, rumah, rumput, hingga sungai di atas bukit. Sementara di sisi kiri, terdapat pintu kecil berkelir merah.

Baca juga: Pemprov DKI Bakal Relokasi Warga Kolong Tol ke Rusun: Kami Akan Memanusiakan Mereka

Menurut warga berinisial I (63), sekolah itu diperuntukkan bagi anak-anak kolong.

"Orang-orang yang sekolah di situ ya orang-orang sana. Yang sekolah, anak-anak kolong saja," ujar I kepada Kompas.com, Jumat (23/6/2023).

I menuturkan, sekolah itu kerap didatangi beberapa orang bermobil mewah.

Mereka yang datang juga membagikan sembako kepada warga. Namun, I tak mengetahui siapa orang-orang tersebut.

Baca juga: Fakta Warga Kolong Tol Cawang-Pluit, Sebagian Eks Kalijodo dan Tak Kuat Bayar Sewa Rusunawa Marunda

Sementara itu, warga kolong bernama Budi (bukan nama sebenarnya) menyampaikan, pengurus sekolah membiarkan anak-anak tak mampu yang tinggal di kolong tol mendapatkan pendidikan di sana.

"Sekolah Pondok Domba kan (pengurusnya) Nasrani, karena kita kan eggak melihat suku agama ya. Jadi orang Nasrani ini membela untuk menahan pembongkaran," kata Budi.

"Karena kan sekolah ini dia (pengurus sekolah) yang biayain sampe SMP, SMA, kuliah," lanjutnya lagi.

Sebelumnya, Kompas.com telah berupaya menemui salah satu pengurus Sekolah Pondok Domba bernama Indah. Akan tetapi, saat ditemui, Indah enggan memberikan pernyataan apa pun.

Pemkot Jakarta Barat buka suara

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat I, Junaedi mengatakan, pihaknya telah memanggil pengurus Sekolah Pondok Domba. Itu dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut soal sekolah tersebut.

"Di awali dengan kami lakukan pendataan benar atau tidak di situ ada sekolah. Ketika benar ada sekolah, sekolah itu berizin atau tidak, begitu," ungkap Junaedi saat dikonfirmasi.

Berdasarkan pendataan, tercatat 70 siswa yang bersekolah di Sekolah Pondok Domba. Mereka terdiri dari siswa taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD).

Selain melakukan pendataan, pihaknya juga memanggil para relawan yang mengajar di sekolah ini.

Baca juga: Mayoritas Warga yang Tinggal di Kolong Tol Cawang-Pluit Punya KTP DKI

 

Saat ditanya berkait relokasi sekolah, dia menyebut hal itu bukan wewenang Sudin Pendidikan.

"Kalau bicara bakal dipindah atau bagaimana tentu bukan urusan Sudin Pendidikan ya. Tapi ketika itu ada sebuah kebijakan dipindahkan, kami akan ikut serta melakukan atensi kepada mereka," terang Junaedi.

"Apa atensinya? Tentu kita arahkan jangan sampai ada anak-anak kita di sana. Walaupun anak-anak sekolah yang tidak berizin, mereka harus kita beri perhatian," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MRT Jakarta Minta Maaf Usai Insiden Jatuhnya Besi Ribar Kejagung ke Lintasan Rel

MRT Jakarta Minta Maaf Usai Insiden Jatuhnya Besi Ribar Kejagung ke Lintasan Rel

Megapolitan
Terbongkarnya Penjualan Video Porno Anak di Telegram, Pelaku Edarkan Ribuan Video dan Raup Ratusan Juta Rupiah

Terbongkarnya Penjualan Video Porno Anak di Telegram, Pelaku Edarkan Ribuan Video dan Raup Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
PT MRT Jakarta: Terlalu Dini Menyatakan Besi Ribar Jatuh karena Induksi Elektromagnetik

PT MRT Jakarta: Terlalu Dini Menyatakan Besi Ribar Jatuh karena Induksi Elektromagnetik

Megapolitan
Petugas Kebersihan Diduga Rekam Perempuan yang Sedang Mandi di Toilet GBK

Petugas Kebersihan Diduga Rekam Perempuan yang Sedang Mandi di Toilet GBK

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 dari 6 Pelaku Pembacokan dalam Tawuran di Pademangan

Polisi Tangkap 2 dari 6 Pelaku Pembacokan dalam Tawuran di Pademangan

Megapolitan
Massa Aksi Tulis Tuntutan dengan Bahasa Arab agar Solidaritas untuk Palestina Didengar Timur Tengah

Massa Aksi Tulis Tuntutan dengan Bahasa Arab agar Solidaritas untuk Palestina Didengar Timur Tengah

Megapolitan
Warga Jaktim Butuh Lebih Banyak Ruang Terbuka dan Tempat Bermain Anak

Warga Jaktim Butuh Lebih Banyak Ruang Terbuka dan Tempat Bermain Anak

Megapolitan
“Gubernur Ideal adalah Orang yang Mengerti Persoalan Jakarta Setelah Tidak Lagi Jadi Ibu Kota”

“Gubernur Ideal adalah Orang yang Mengerti Persoalan Jakarta Setelah Tidak Lagi Jadi Ibu Kota”

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Motif Deky Jual Konten Video Porno Anak di Telegram

Faktor Ekonomi Jadi Motif Deky Jual Konten Video Porno Anak di Telegram

Megapolitan
Massa Unjuk Rasa di Depan Kedubes Amerika Serikat, Suarakan Solidaritas untuk Palestina

Massa Unjuk Rasa di Depan Kedubes Amerika Serikat, Suarakan Solidaritas untuk Palestina

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakarta Utara

Polisi Tangkap 3 Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakarta Utara

Megapolitan
Polisi Buru 398 Pelanggan Konten Video Porno Anak yang Diedarkan Deky lewat Telegram

Polisi Buru 398 Pelanggan Konten Video Porno Anak yang Diedarkan Deky lewat Telegram

Megapolitan
Menjelang Idul Adha, Masyarakat Diminta Tak Jual Hewan Kurban di Fasilitas Umum

Menjelang Idul Adha, Masyarakat Diminta Tak Jual Hewan Kurban di Fasilitas Umum

Megapolitan
Viral Video Tarif Parkir Liar Motor Rp 25.000 di JIS, Dishub DKI Kirim Anggota Tertibkan

Viral Video Tarif Parkir Liar Motor Rp 25.000 di JIS, Dishub DKI Kirim Anggota Tertibkan

Megapolitan
Soal Wacana Kaesang Duet dengan Budi Djiwandono pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Apa Iya Cuma Jadi Cawagub?

Soal Wacana Kaesang Duet dengan Budi Djiwandono pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Apa Iya Cuma Jadi Cawagub?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com