Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Transportasi Umum Menuju Stasiun LRT Jabodebek Disebut Masih Terbatas...

Kompas.com - 31/08/2023, 15:00 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek semakin memudahkan perjalanan masyarakat di daerah penyangga menuju ke Jakarta maupun sebaliknya.

Namun, beberapa masyarakat yang tinggal di daerah penyangga mengeluh soal angkutan umum menuju Stasiun LRT.

Mereka berpandangan bahwa layanan angkutan publik untuk menuju stasiun LRT dekat dengan mereka tinggal masih belum memadai.

Transportasi umum ke Stasiun LRT Harjamukti masih sulit

Baca juga: Curhat Pekerja Kantoran yang Tinggal di Daerah Penyangga: Transportasi Umum ke Stasiun LRT Masih Sulit

Risna (30), seorang karyawan swasta asal Cikeas, Jawa Barat mengatakan, angkutan umum untuk menuju stasiun LRT Harjamukti belum mudah didapatkan.

Risna mengaku belum menemukan transportasi pengumpan yang menghubungkan langsung beberapa titik lokasi di dekat rumahnya menuju Stasiun LRT Harjamukti.

Walaupun ada angkot, letak stasiun Harjamukti yang menurutnya agak "canggung" membuat angkot tidak bisa mengantarkan penumpang sampai di depan stasiun.

"Jadi stasiun itu menjorok masuk ke area tol. Enggak di pinggir jalan banget. Mungkin 500 meter dari jalan raya. Nah kalau mau naik angkot, mesti jalan kaki agak jauh, kayaknya di bawah satu kilometer, tapi tetap jauh," ucap Risna kepada Kompas.com, Rabu (30/8/2023).

Risna menambahkan, akses untuk naik turun angkot juga terasa repot lantaran Stasiun LRT Harjamukti berada di persimpangan di antara tiga jalan. Hal itu membuat angkot yang hendak berhenti pun harus sangat hati-hati.

Padahal Risna menilai, kehadiran LRT bisa sangat membantu para warga Cikeas-Cibubur yang ingin ke Jakarta.

"Sebenarnya LRT ini buat warga Cibubur-Cikeas jadi alternatif ke pusat Jakarta yang lebih cepat. Soalnya mangkas waktu di tol yang emang relatif lama," ucap dia.

Baca juga: LRT Alami Sejumlah Gangguan, Jokowi: Kita Evaluasi, Jangan Bully Produk Sendiri

Namun, ia menyayangkan hingga saat ini belum ada transportasi pengumpan dari wilayah penyangga lain. Termasuk Cileungsi dan Gunungputri.

"Terus enggak ada feeder dari wilayah penyangga kayak Cileungsi dan Gunungputri. Malah katanya yang ada dari kota Bogor dan Bubulak, itu kocak banget. Ini warga Cileungsi, Jonggol, Gunungputri, yang jelas-jelas target LRT malah enggak diwadahi," tutur Risna.

Sementara itu, Vemi Rahayu (27), karyawan swasta asal Cibubur, berharap hadirnya LRT di Cibubur juga disertai dengan kemudahan akses transportasi umum atau feeder menuju Stasiun LRT Harjamukti.

Saat ini, untuk menuju stasiun dari rumahnya, Vemi masih harus menggunakan sepeda motor dan memarkirkan kendaraannya di kantong parkir yang berjarak sekitar 500 meter dari pintu masuk Stasiun LRT Harjamukti.

Sedangkan, jika naik ojek online (ojol) dari rumah menuju stasiun LRT Harjamukti, ia harus menghabiskan ongkos sebesar Rp 13.500-15.000.

"Ya dari stasiun ke rumahku memang 10-15 menit saja. Biasa naik ojol atau enggak kendaraan pribadi terus parkirnya bisa di Wiladatika," kata Vemi kepada Kompas.com, Rabu.

"Sepertinya lebih butuh feeder dari kantong parkir ke stasiun LRT deh," sambung dia.

Baca juga: Warga Cibubur Butuh Transportasi Feeder ke Stasiun LRT Harjamukti

Vemi menilai, letak stasiun yang beririsan dengan jalan besar jaraknya lumayan jauh bila ditempuh berjalan kaki dari kantong parkir.

Sementara jika menggunakan ojol, ada uang lebih yang harus ia keluarkan.

"Mostly sih pada bawa kendaraan sendiri terus parkir di Wiladatika atau enggak ya ojol. Karena lokasi stasiunnya ini kan beririsan juga. Letaknya emang agak ke dalam gitu. Ya kalau jalan lumayan sih," sambung Vemi.

Oleh karena itu, Vemi menilai transportasi feeder dari kawasan Cibubur ke Stasiun LRT Harjamukti sangat penting untuk mendongkrak minat masyarakat dalam menggunakan LRT.

"Definetely yes aku excited. Apalagi LRT juga beroperasi di weekend. Lumayan mangkas waktu daripada ke (stasiun KRL) Pondok Cina yang kalau ojol-an Rp 30.000," tutur dia.

"Jadi itu bisa plan B. Karena selama ini kan cuma ada bus Royal Cibubur-Kuningan ya. Apalagi LRT kan bebas macet, bebas dari exit tol Cawang tuh. Warga Cibubur dah paham lah macetnya Cawang seperti apa," pungkas dia.

Transportasi umum ke stasiun TMII masih terbatas

Baca juga: Cerita Pekerja di Pinggiran Jakarta Naik LRT Jabodebek, Transportasi Umum ke Stasiun TMII Masih Terbatas

Terbatasnya transportasi umum menuju stasiun LRT juga dirasakan oleh Bella (25), warga Cipayung, Jakarta Timur.

Untuk menuju Stasiun LRT Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Bella harus naik angkot dari rumah.

Namun, hal itu lumayan menghabiskan waktu untuk menunggu. Sebab, angkot yang melayani rute stasiun LRT masih terbatas.

"Kayak naik angkot sekarang butuh nunggu 10-20 menit. Mau naik JakLingko, enggak berhenti juga dekat rumah, kayak harus jalan agak jauh gitu," tutur dia.

Karena itu, mau tak mau, Bella harus merelakan uang yang lebih untuk memesan ojek online menuju Stasiun TMII daripada terlambat berangkat kerja.

"Tadi aku nunggu 10 menit enggak datang-datang angkotnya. Jadi tadi karena lama, naik Grab, jadi lebih mahal. Kita kan mau hemat ya," kata Bella.

Baca juga: PT INKA Tegaskan Pintu Otomatis LRT Jabodebek Tidak Rusak, Hanya Gangguan Teknis

Karena itu, Bella berharap akses dan armada transportasi umum menuju Stasiun LRT TMII lebih diperbanyak.

"Kalau ada Jaklingko maunya juga bisa diestop di mana saja dan ada armadanya di mana saja. Soalnya berebutan banyak orang yang mau naik Jaklingko tuh," ujar dia.

(Penulis: Wasti Samaria Simangunsong | Editor: Irfan Maullana, Ihsanuddin, Nursita Sari).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com