Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menderitanya Bocah 7 Tahun di Bekasi: Dilecehkan dan Dipukul Ayah Tiri hingga Mengalami Trauma Berat

Kompas.com - 12/10/2023, 14:53 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

BEKASI, KOMPAS.com - Seorang bocah perempuan berinisial N harus mengalami penderitaan yang begitu berat di usianya yang baru tujuh tahun.

Pasalnya, N menjadi korban pelecehan seksual dan tindak kekerasan yang dilakukan oleh ayah tirinya, DSN (26), di rumah kontrakannya, Desa Tambun, Kabupaten Bekasi.

Perbuatan buruk yang didapat dari ayah tirinya itu membuat N mengalami trauma berat.

N dilecehkan, sang ibu memergoki

Baca juga: Bocah 7 Tahun di Bekasi Dilecehkan Ayah Tiri, Sang Ibu Jatuh Lemas Saat Pergoki Aksi Bejat Suaminya

Ibu korban berinisial NR (36) menceritakan bahwa dirinya memergoki suaminya melecehkan N.

Aksi pelecehan itu terjadi pada 24 September 2023 ketika DSN berada di dalam kamar tidur saat N sedang tertidur.

"Tiba-tiba feeling saya enggak enak, saya keluar kamar mandi (sedang menyuci baju), mau ngeliat ayahnya sudah tidur apa belum, pas saya lihat Allahuakbar, Astaghfirullah, yang tadinya saya berdiri sampai jatuh lemas," ujar NR saat ditemui di Kantor Desa Tambun, Rabu (11/10/2023).

Syok melihat suaminya melecehkan sang anak, NR langsung teriak dan mencecar berbagai pertanyaan.

Namun, pelaku mengelak. DSN mengaku tidak melakukan apa pun kepada N.

"Tetap ayahnya mengelak, akhirnya dia nyamperin saya, awalnya posisi (suami) lagi tiduran, celananya setengah terbuka gitu," ucapnya.

Berawal dari situ, NR mulai menyelidiki dugaan pelecehan seksual suaminya dengan menanyakan sejumlah hal kepada N.

Baca juga: Bocah yang Dilecehkan Ayah Tirinya Diancam, Dilarang Cerita ke Sang Ibu

Awalnya, N tidak menjawab saat ditanya. NR mencoba mendekati, merangkul sang anak agar mau bersuara.

"Akhirnya anak saya nangis, ngaku, katanya, 'Iya, Mah. Kalau Mama lagi pergi ke Jakarta, Ayah begitu ke aku'. Saya di situ tambah lemas, bingung hancur hati saya," ujar NR sambil menangis.

NR mengatakan, beberapa waktu belakangan ini, dia kerap pergi ke Jakarta untuk mengurus akta kelahiran anak kembarnya.

Meski N sudah mengaku, DSN masih berkelit. Ia mengaku tidak pernah melakukan pelecehan seksual ke anak tirinya.

Pelaku mengaku khilaf dan minta maaf

Setelah mengelak dan tidak mengakui perbuatannya meski telah tepergok, DSN akhirnya terus terang.

DSN mengaku khilaf atas perbuatannya dan meminta maaf ke NR.

Baca juga: Pria yang Lecehkan Anak Tiri di Bekasi Ngaku Khilaf dan Minta Maaf ke Istri

"Tapi dia minta maaf ke saya, katanya khilaf, 'bukan saya yang ngelakuin, bukan kehendak saya', saya enggak langsung percaya gitu saja," ujar NR.

Setelah suaminya mengaku, NR sempat bingung. Jika ia melapor, nasib masa depan anaknya bisa terancam.

Pasalnya, NR hanya bekerja sebagai buruh cuci baju. Suaminya bekerja sebagai pengemudi ojek online.

Akan tetapi, demi keselamatan N, NR akhirnya melapor ke Polres Metro Bekasi didampingi perangkat Desa Tambun pada 8 Oktober 2023.

Pernah dipukul pakai hanger

Selain pelecehan seksual, N juga pernah mendapat tindak kekerasan dari ayah tirinya.

NR mengatakan, kekerasan itu dilakukan suaminya hanya karena perkara kecil. DSN langsung main tangan dan memukul N.

Baca juga: Tak Hanya Dilecehkan, Bocah di Bekasi Juga Pernah Dipukul Ayah Tiri dengan Hanger

"Pemukulan itu bukan ke arah begitu (pelecehan seksual). Kadang ayahnya sama dia (korban) memang kayak benci, pokoknya kalau dia ada masalah sedikit itu langsung dipukul," jelas NR.

NR masih mengingat ketika putrinya itu dipukul menggunakan hanger atau gantungan baju.

"Terakhir itu ada masalah dipukul sama hanger, ada bekasnya sedikit," kata dia.

Pada saat itu, NR sempat mengancam akan melaporkan suaminya ke polisi. Namun, DSN justru mengancam balik.

"Saya saat itu sempat bilang 'Yah, ini saya bisa laporin, lho, kamu kayak gini ke anak saya'. Dia (pelaku) ngomong gini, 'ya sudah, laporin saja. Tapi kamu cari makan sendiri'," ucap NR.

Korban trauma

Akibat kejadian pelecehan, N mengalami trauma hingga enggan main ke luar rumah bersama teman-temannya.

Baca juga: Trauma Dilecehkan Ayah Tiri, Bocah di Bekasi Enggan Keluar Rumah dan Takut ke Kamar Mandi

NR berujar, dirinya harus terus berada di samping sang anak. Pasalnya, usai dilecehkan, N menjadi takut bertemu ayahnya.

"Setelah kejadian itu dia murung sih enggak, cuma ketakutan, jadi kalau ada ayahnya dia takut, kalau ada ayahnya, ya mamanya harus ada. Kalau mamanya pergi, dia harus ikut," ujar NR.

Awalnya, N masih mau bermain dengan teman-temannya di depan rumah.

"Tapi itu kan saya masih tutupi aib ayahnya, jadi orang-orang belum pada tahu," ujar NR.

Setelah NR melaporkan DSN atas dugaan tindakan pelecehan seksual, N menjadi pemurung.

"Dia jadi murung. Tadinya sudah mau main sama temannya, akhirnya kembali lagi. Ponsel lagi yang dilihat, enggak pernah mau main di luar," kata NR.

Sebelumnya, N sering menghabiskan waktu bermain bersama temannya dari pagi hingga sore.

Baca juga: Anak Dilecehkan Ayah Tiri di Bekasi, Sang Ibu Tuntut Keadilan

"Semenjak kejadian ini enggak pernah keluar, main ponsel saja, sudah enggak keluar (rumah)," ucap dia.

Selain itu, N juga takut ke kamar mandi yang menjadi tempat ia dilecehkan DSN.

"Ayahnya (sekarang) sudah ditahan, (tapi) dia pernah enggak mandi dua hari. Akhirnya mau mandi, tapi itu di rumah tetangga," kata NR.

Akibat pelecehan yang dialaminya, aktivitas sekolah N terganggu. NR menyebut, sudah dua minggu N tidak sekolah.

(Tim Redaksi: Firda Janati, Ihsanuddin, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Segera Gelar Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Bocah Dalam Galian Air di Bekasi

Polisi Segera Gelar Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Bocah Dalam Galian Air di Bekasi

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Ibu di Bekasi Cabuli Anak Kandungnya

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Ibu di Bekasi Cabuli Anak Kandungnya

Megapolitan
Video Viral Ibu di Bekasi Cabuli Anak Kandungnya Sendiri, Polisi Tangkap Pelaku

Video Viral Ibu di Bekasi Cabuli Anak Kandungnya Sendiri, Polisi Tangkap Pelaku

Megapolitan
Pemprov DKI Sediakan 4 Rute Khusus Transjakarta Menuju PRJ Kemayoran, Ini Rinciannya

Pemprov DKI Sediakan 4 Rute Khusus Transjakarta Menuju PRJ Kemayoran, Ini Rinciannya

Megapolitan
Jakarta Fair 2024, 2.550 Perusahaan Bakal Pamer Produk Unggulan

Jakarta Fair 2024, 2.550 Perusahaan Bakal Pamer Produk Unggulan

Megapolitan
Datangi Warga Eks Kampung Bayam di Huntara, Jakpro Janjikan Pekerjaan di JIS

Datangi Warga Eks Kampung Bayam di Huntara, Jakpro Janjikan Pekerjaan di JIS

Megapolitan
Polisi Ungkap Kondisi Psikologis Dua Anak Korban Pemerkosaan Ayah Tiri di Cipayung Membaik

Polisi Ungkap Kondisi Psikologis Dua Anak Korban Pemerkosaan Ayah Tiri di Cipayung Membaik

Megapolitan
Galian Saluran Air di Cipulir Makan Badan Jalan, Jalan Ciledug Raya Jadi Macet

Galian Saluran Air di Cipulir Makan Badan Jalan, Jalan Ciledug Raya Jadi Macet

Megapolitan
Dua Anak Korban Pemerkosaan Ayah Tiri di Cipayung Sudah Kembali Bersekolah

Dua Anak Korban Pemerkosaan Ayah Tiri di Cipayung Sudah Kembali Bersekolah

Megapolitan
Tolak Tapera, Buruh: Gaji Dipotong Tiap Bulan, Hasilnya Tak Bisa Langsung Dinikmati

Tolak Tapera, Buruh: Gaji Dipotong Tiap Bulan, Hasilnya Tak Bisa Langsung Dinikmati

Megapolitan
Digelar 33 Hari, Jakarta Fair 2024 Dibuka mulai 12 Juni hingga 14 Juli

Digelar 33 Hari, Jakarta Fair 2024 Dibuka mulai 12 Juni hingga 14 Juli

Megapolitan
Pengeroyokan Pelajar Paket B di Kemang Diduga Dipicu karena Permasalahan Asmara

Pengeroyokan Pelajar Paket B di Kemang Diduga Dipicu karena Permasalahan Asmara

Megapolitan
Enggan Pindah ke Rusun Nagrak, Warga Kampung Bayam: Jauh dan Tak Ada Lahan Pertanian

Enggan Pindah ke Rusun Nagrak, Warga Kampung Bayam: Jauh dan Tak Ada Lahan Pertanian

Megapolitan
Warga Eks Kampung Susun Bayam Pertanyakan Kepastian Pemprov DKI soal Pembangunan Rusun Baru

Warga Eks Kampung Susun Bayam Pertanyakan Kepastian Pemprov DKI soal Pembangunan Rusun Baru

Megapolitan
Curhat Gen Z Pencari Kerja di PS Store: Capek dan Takut 'Ditikung' Orang Dalam

Curhat Gen Z Pencari Kerja di PS Store: Capek dan Takut "Ditikung" Orang Dalam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com