DEPOK, KOMPAS.com - Jam di tangan sudah menunjuk pukul 11.15 WIB, namun sayur-mayur dagangan Ivan (32) masih lengkap di lapaknya di Pasar Kemiri Muka, Depok, yang berukuran dua kali dua meter itu.
Semakin siang, tumpukan bayam, kangkung, dan daun ubi terlihat mulai layu dan menguning.
Bukan karena harga naik, kali ini Ivan justru pusing karena harga sayur turun.
"Sekarang yang mahal mah cabai, kalau sayur lagi murah banget. Ini saja goceng (Rp 5.000) tiga ikat," kata Ivan sembari menunjuk tumpulan kangkung di sebelahnya, Selasa (21/11/2023).
Baca juga: Harga Pangan di Pasar Baru Bekasi Melonjak, Pedagang: Gede Modal Doang, Cari Untung Susah
Jika normalnya harga satu ikat kangkung Rp 2.500, kini sudah seminggu harga satu ikat kangkung dan bayam dibanderol Rp 2.000 per ikat atau Rp 5.000 untuk tiga ikat.
Murahnya harga sayur membuat dia sulit menghabiskan dagangannya.
Sebab, masyarakat lebih memilih membeli sayur di warung atau tukang keliling daripada ke pasar.
Ivan mengaku pusing, harga sayur yang begitu murah membuat nyaris tidak ada pembeli yang berbelanja ke pasar.
Baca juga: Harga Cabai Rawit Merah di Pasar Baru Bekasi Tembus Rp 120.000 Per Kg
"Ya pusing lah, jadinya sepi. Orang-orang pada enggak beli sayur di pasar. Soalnya kan harga di warung juga sudah murah," ujar dia.
Akibatnya, jika tidak habis, sayuran sisa akan dibuang karena sudah layu dan menguning.
"Ya mau enggak mau dibuang," kata Ivan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.