JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Ahli Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Irjen Pol (Purn) Hamidin Aji Amin mengungkapkan caranya mengangkat derajat warga Entikong di mata masyarakat Malaysia.
Cara ini dia lakukan saat mengemban tugas sebagai kapolsek pertama di wilayah Entikong era 1990-an.
Dalam perjanjian Indonesia-Malaysia Border Trade Agreement (BTA) 1970 yang masih berlaku hingga kini, warga Indonesia hanya boleh berbelanja di Malaysia sebanyak 600 Ringgit.
Dengan adanya perjanjian itu pula, Malaysia mempelajari kebutuhan dasar warga Indonesia agar menggunakan produk negaranya.
Baca juga: Kisah dan Perjuangan Kapolsek Pertama di Entikong, Wilayah Perbatasan Indonesia-Malaysia
Kebutuhan dasar itu salah satunya susu. Alhasil, merek-merek susu asal Negeri Jiran dengan harga yang murah seperti Klim, F&N, dan Dutch Lady merajai wilayah Entikong dan sekitarnya.
Karena saat itu belum ada BNPP, Polsek Entikong juga mengemban tugas memikirkan cara memajukan wilayah dan kesejahteraan masyarakat.
Hampir setiap hari Hamidin rapat dengan petugas Imigrasi dan Bea Cukai demi mempelajari kebutuhan dasar apa saja yang diperlukan masyarakat Malaysia untuk melangsungkan hidup sehari-hari.
Mereka menjadi intelijen pasar dan melakukan observasi langsung kepada para pedagang pasar di Ibu Kota Serawak, Kuching.
Baca juga: Kekecewaan Korban atas Vonis Ringan Rihana-Rihani, Si Kembar Penipu Preorder iPhone
“Ternyata, mereka membutuhkan teripang, membutuhkan ikan. Kami tanya langsung ke pedagang pasar yang ada di sana,” ujar Hamidin.
Bermodal informasi tersebut, Hamidin kembali ke Entikong. Ia mengumpulkan para pedagang perbatasan dan Pontianak di suatu tempat. Hamidin mengajak para pedagang untuk menjual teripang yang diminati Malaysia.
Dengan cara itu, gerbang Entikong menjadi hidup karena ada kegiatan ekspor dan impor itu.
“Kami suruh mereka, ‘Anda jual ikan dan ini (teripang)’. Akhirnya apa? Itu gerbang Entikong hidup. Sampai sekarang, Entikong menjadi satu-satunya pelabuhan (terminal barang internasional) yang sudah ekspor dan impor. Ini pentingnya perbatasan,” kata Hamidin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.