Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Dugaan Perundungan "Geng Tai" di Binus School Serpong

Kompas.com - 19/02/2024, 14:45 WIB
Tria Sutrisna,
Larissa Huda

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Sebuah utas media sosial X menceritakan adanya dugaan perundungan di Binus School Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Dalam utas yang disebarkan oleh pemilik akun @BosPurwa mengatakan adanya seorang anak yang dipukuli belasan seniornya hingga masuk rumah sakit.

Cuitan tersebut diunggah pada Minggu (18/2/2024) oleh akun @BosPurwa. Hingga Senin siang, unggahan telah disaksikan setidaknya 2,6 juta kali.

Baca juga: Siswi SMA di Tangsel Korban Perundungan Alumni Dapat Trauma Healing

Informasi perundungan itu dibenarkan oleh Kepala Seksi Humas Kepolisian Resor Tangerang Selatan Inspektur Satu (Iptu) Wendi

"Iya benar sedang lidik. LP (laporan) sudah masuk ke Unit PPA (Unit Pelayanan Perempuan dan Anak) Polres Tangsel," ucap Wendi, Senin (19/2/2024).

Menurut Wendi, kepolisian telah menyelidiki peristiwa itu dan mengecek tempat kejadian perkara (TKP). Kasus tersebut, kata dia, masih dalam proses penyelidikan.

"Masih dilakukan pemeriksaan oleh penyidik," ucap Wendi singkat.

Korban masih dirawat

Berdasarkan informasi dari utas tersebut, perundungan ini terjadi pada 2 Februari 2024. Diduga ada 40 orang yang terlibat. Mereka mendapat sanksi berupa skorsing hingga dikeluarkan atau drop out.

Baca juga: Siswi SMP di Magetan Bolos Sekolah Enam Bulan karena Depresi Jadi Korban Perundungan

Saat ditanya berapa jumlah pelaku perundungan di sekolah tersebut maupun siswa yang menjadi korban, Wendi belum memberikan tanggapan.

Polisi hanya mengungkapkan bahwa terdapat satu korban yang kini masih menjalani perawatan di rumah sakit.

"Sementara baru satu korban,” ucap Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Alvino Cahyadi.

Menurut dia, penyidik telah mendatangi rumah sakit untuk minta keterangan klarifikasi korban serta cek TKP. Adapun proses hukumnya, kata dia, sedang berjalan.

Diduga berawal dari subkultur sekolah

Berdasarkan utas akun akun @BosPurwa, perundungan ini diduga terjadi tak lepas dari subkultur yang terbentuk di sekolah dalam bentuk geng remaja di sana.

Baca juga: FSGI: 30 Kasus Perundungan Terjadi di Sekolah Sepanjang Tahun 2023

Subkultur ini terbentuk di sebuah toko kecil di belakang sekolah yang dijadikan tempat berkumpul anak-anak yang merupakan bagian dari kelompok bernama "Geng Tai" itu.

Diduga, anak-anak yang berkumpul di area itu selalu melakukan perbuatan menyimpang seperti merokok, kekerasan, dan lainnya. Kegiatan ini dikendalikan senior.

Adapun geng ini disebut sudah diteruskan oleh sembilan generasi. Ada aturan yang harus dipatuhi untuk menjadi anggota resmi geng tersebut.

Pada saat kejadian, korban disebut mengalami kekerasan, misalnya dicekik dan dipukul. Kekerasan itu juga kemudian direkam oleh para pelaku.

Mengutip dari Kompas.id, pihak Binus School Serpong menyebut bahwa mereka masih menginvestigasi kasus ini.

Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan lebih lanjut dari pihak sekolah.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Muncul Poster Budisatrio-Kaesang untuk Pilkada Jakarta, Pengamat: Itu Kode Serius

Muncul Poster Budisatrio-Kaesang untuk Pilkada Jakarta, Pengamat: Itu Kode Serius

Megapolitan
Pekerja di Jakarta: Kalau Sudah Punya Rumah, Tapera untuk Apa?

Pekerja di Jakarta: Kalau Sudah Punya Rumah, Tapera untuk Apa?

Megapolitan
Soal Kabar Kaesang Duet dengan Keponakan Prabowo di Pilkada 2024, DPW PSI: Belum Terima Informasi Pusat

Soal Kabar Kaesang Duet dengan Keponakan Prabowo di Pilkada 2024, DPW PSI: Belum Terima Informasi Pusat

Megapolitan
Pedagang Kopi Keliling di Tanah Abang Terjaring Razia Jukir

Pedagang Kopi Keliling di Tanah Abang Terjaring Razia Jukir

Megapolitan
Muncul Foto Budisatrio Djiwandono dan Kaesang for Jakarta, Gerindra : Itu Aspirasi Masyarakat

Muncul Foto Budisatrio Djiwandono dan Kaesang for Jakarta, Gerindra : Itu Aspirasi Masyarakat

Megapolitan
Endah Kaget Motornya Diangkut Dishub di Depan Mata, padahal Dijamin Aman oleh Jukir

Endah Kaget Motornya Diangkut Dishub di Depan Mata, padahal Dijamin Aman oleh Jukir

Megapolitan
Tukang Bubur: Saya Lebih Percaya Tapera Dikelola Swasta Dibandingkan Pemerintah

Tukang Bubur: Saya Lebih Percaya Tapera Dikelola Swasta Dibandingkan Pemerintah

Megapolitan
Pengamat Sebut Anies Akan Berhadapan dengan Sejumlah Nama di Pilgub DKI

Pengamat Sebut Anies Akan Berhadapan dengan Sejumlah Nama di Pilgub DKI

Megapolitan
Tak Setuju Upah Dipotong Tapera, Pekerja di Jakarta: Gaji Sudah Pas-pasan

Tak Setuju Upah Dipotong Tapera, Pekerja di Jakarta: Gaji Sudah Pas-pasan

Megapolitan
Pekerja Ini Lebih Setuju Program DP 0 Persen Dikaji Ulang daripada Gaji Dipotong Tapera

Pekerja Ini Lebih Setuju Program DP 0 Persen Dikaji Ulang daripada Gaji Dipotong Tapera

Megapolitan
Pj Wali Kota Bogor Imbau Orangtua Tidak Mudah Percaya Calo Saat Pendaftaran PPDB 2024

Pj Wali Kota Bogor Imbau Orangtua Tidak Mudah Percaya Calo Saat Pendaftaran PPDB 2024

Megapolitan
KASN Terima Dua Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Supian Suri

KASN Terima Dua Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Supian Suri

Megapolitan
Soal Tapera, Karyawan Swasta: Mending Pemerintah Perbaiki Administrasi Pencairan BPJS Ketenagakerjaan Dulu

Soal Tapera, Karyawan Swasta: Mending Pemerintah Perbaiki Administrasi Pencairan BPJS Ketenagakerjaan Dulu

Megapolitan
Penjual Konten Video Pornografi Anak di Telegram Patok Tarif Rp 200.000

Penjual Konten Video Pornografi Anak di Telegram Patok Tarif Rp 200.000

Megapolitan
Jual Video Porno Anak via Telegram, Pria Asal Sumenep Ditangkap Polisi

Jual Video Porno Anak via Telegram, Pria Asal Sumenep Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com