Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapuhnya Jalur KRL Kita...

Kompas.com - 04/03/2024, 12:10 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line belum sepenuhnya lepas dari bayang-bayang kekhawatiran gangguan perjalanannya.

Tak jarang, gangguan jalur KRL ini bahkan seketika bisa melumpuhkan perjalanan dan menelantarkan ribuan penumpang di peron atau stasiun hingga berjam-jam.

Wajah lelah menjadi satu paket dengan keluhan dan riuh histeris setiap kali gangguan yang melumpuhkan perjalanan mereka terjadi.

Teranyar, ratusan penumpang panik saat salah satu rangkaian KRL rute Tanah Abang-Rangkasbitung tertimpa pohon tumbang di rel pada Jumat (1/3/2024).

Baca juga: Penumpang Ungkap Suasana Gerbong KRL yang Tertimpa Pohon: Pengap!

Saat insiden terjadi, KA 1777 rute Rangkasbitung-Tanah Abang, perjalanan hanya sampai Stasiun Sudimara. Untuk rute sebaliknya, penumpang diarahkan menggunakan KA 1778 rute Sudimara-Rangkasbitung.

Berikut catatan Kompas.com soal gangguan perjalanan KRL yang menyebabkan jalurnya lumpuh:

Tertimpa pohon tumbang

Sebuah pohon tumbang di rel antara Stasiun Pondok Ranji dan Stasiun Kebayoran, Jumat (1/3/2024) petang, tepat pada jam pulang kerja para karyawan.

Penumpukan penumpang di stasiun atau peron pun tak terhindarkan. Pantauan Kompas.com, penumpukan terjadi tepat di depan pintu masuk Stasiun Tanah Abang.

Mereka duduk tanpa alas di taman depan pintu masuk Stasiun Tanah Abang. Antrean terjadi akibat sebagian pintu gerbang masuk Stasiun Tanah Abang ditutup.

Baca juga: Penumpang KRL Arah Serpong Pilih Setia Menunggu Pohon Tumbang Selesai Dievakuasi

Tak hanya itu, penumpang juga sempat tertahan di Stasiun Palmerah kurang lebih selama dua jam.

"Orang-orang semuanya jadi pada mengemper di peron, sama di dalam juga ada yang duduk-duduk di lantai kereta," kata penumpang bernama Aulia, Jumat.

Tersangkut kawat spring bed

Perjalanan kereta rel listrik (KRL) rute Tanah Abang-Rangkasbitung mengalami gangguan pada Selasa (30/1/2024) malam.

Gangguan perjalanan KRL rute Tanah Abang-Rangkas Bitung terjadi karena ada rangkaian KRL yang terhenti di dekat Stasiun Pondok Ranji gara-gara tersangkut kawat spring bed.

Setidaknya ada delapan perjalanan KRL yang direkayasa dan enam perjalanan KRL terlambat akibat insiden ini.

Baca juga: Ketika Perjalanan KRL Tanah Abang-Rangkas Bitung Terganggu Berjam-jam gara-gara Kawat Spring Bed

Akibatnya, terjadi penumpukan penumpang di sejumlah stasiun KRL rute Tanah Abang-Rangkas Bitung.

Penumpang juga harus menunggu kereta menuju Stasiun Rangkasbitung selama satu jam lebih di Stasiun Palmerah akibat gangguan perjalanan KRL.

Tergenang banjir

Hujan deras yang mengguyur wilayah DKI Jakarta mengakibatkan adanya genangan air di pelintasan KRL Stasiun Tanjung Priok ke Stasiun Kota dan sebaliknya pada Rabu (31/1/2023).

Oleh karenanya, jadwal perjalanan KRL di lokasi tersebut sempat dibatalkan akibat genangan air di jalur hulu dan hilir antara Stasiun Jakarta Kota-Tanjung Priok.

Sejauh pantauan Kompas.com di Stasiun Tanjung Priok, beberapa penumpang terlihat keluar dari area stasiun setelah mengetahui perjalanan ke arah Stasiun Kota dibatalkan.

Baca juga: Penumpang KRL Rangkasbitung-Tanah Abang Dievakuasi Pakai Perosotan

Mereka mencari alternatif lewat ojek online atau angkot M15 jurusan Tanjung Priok-Kota. Beberapa di antara mereka mengaku terlambat kerja karena estimasi perjalanan mereka terganggu.

Kawat listrik terputus

Commuter Line (KRL) No. 6048C relasi Kampung Bandan – Bekasi via Manggarai mengalami kendala teknis saat akan masuk ke jalur 1 Stasiun Jatinegara.

Kawat Listrik Aliran Atas (LAA) tiba-tiba terputus usai tersangkut pantograf atau alat yang digunakan untuk mengaliri listrik di KRL pada Rabu (15/3/2023) pukul 16.52 WIB.

Adapun gangguan yang disebabkan akibat putusnya kawat LAA menyebabkan tujuh KRL yang memiliki enam relasi terganggu.

Baca juga: Penumpang Riuh dan Histeris Saat KRL Tertimpa Pohon Tumbang

Manager External Relations dan Corporate Image Care KAI Commuter Leza Arlan mengungkap, perusahaan langsung mengirimkan tim teknis sesaat setelah terjadinya gangguan.

Tim yang diutus, kata Leza, berhasil menyambungkan kembali kawat LAA yang terputus akibat tersangkut di pantograf sekira pukul 16.52 WIB.

Namun tersambungnya kawat LAA tidak lantas membuat perjalanan KRL langsung pulih.

Pasalnya, KAI Commuter harus mengevakuasi Commuter Line No. 6048C yang sudah terlanjur terparkir di dekat Stasiun Jatinegara.

Harus steril

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang berujar, serentetan gangguan KRL yang terjadi tak lepas dari belum sterilnya jalur kereta.

"Sebetulnya jalur kereta itu harus steril," ucap Deddy kepada Kompas.com, Senin (4/3/2024).

Baca juga: Ada Pojok Buku di Stasiun Jakarta Kota-Bogor, Penumpang KRL Bisa Baca Gratis

Berkaca dari kasus kasur yang tersangkut, kata dia, perlu ada pengawasan, pemeriksaan, dan perawatan itu perlu rutin dilakukan untuk menjaga keamanan sekitar jalur kereta.

"Jadi, masyarakat tidak bisa melintas. Atau mungkin dibangun jembatan penyeberangan agar masyarakat masih bisa melintas. Seharusnya memang begitu, harus steril," kata Deddy.

Kendati demikian, Deddy berujar, kasus pohon tumbang itu merupakan force majeure atau peristiwa atau efek yang tidak dapat diantisipasi atau dikendalikan.

"Mungkin itu sulit dihindari karena tak mungkin ditebangi semua (pohonnya) karena trek seperti Bintaro, Palmerah itu sejajar dengan jalan raya. Jadi sulit dihindari," kata dia.

Dalam kasus pohon tumbang, Deddy berujar, jajaran PT Kereta Api Indonesia (KAI) dinilai perlu memberikan perhatian khusus saat menghadapi musim penghujan ini.

Baca juga: Mobil Tertabrak KRL di Tanah Kusir, Polisi: Tak Ada Korban Jiwa

"Harus rutin memeriksa kira-kira pohon yang rawan atau rentan. Itu sebaiknya dipangkas karena ini musim hujan yang sangat rentan teradap pohon tumbang," ucap dia.

Dalam setiap gangguan kereta, Deddy tak menampik akan berpengaruh terhadap perjalanan ataupun operasional hingga berjam-jam.

Pasalnya, kata dia, kondisi saat gangguan kereta itu tak sama dengan di jalan raya yang bisa menggunakan jalur alternatif.

"Karena tidak semua stasiun memiliki wesel (percabangan lintas) untuk pergantian jalur," kata Deddy.

Untuk kasus kereta tak beroperasi akibat rel tergenang banjir, ucap Deddy, itu bukan hanya tanggung jawab jajaran PT KAI. Menurut dia, mitigasinya harus melibatkan pemerintah provinsi.

(Tim Redaksi : Muhammad Isa Bustomi, Vincentius Mario, Irfan Maullana, Fabian Januarius Kuwado, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Megapolitan
Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, 'Bekingan' Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, "Bekingan" Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Megapolitan
Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com